Menonton film menjadi sarana melepaskan penat disaat melewati hari-hari yang sibuk. Tidak hanya menghibur film juga bisa menjadi sarana untuk menambah wawasan atau bahkan meningkatkan daya imajinasi seseorang. Dari film juga kita bisa mendapatkan pandangan baru tehadap suatu di sekitar kita.
Permasalahan Isu komunikasi
Setiap film disusun sedemikian rupa agar pesannya dapat diterima oleh penonton dan ceritanya juga dapat dinikmati oleh khalayak ramai. Tak jarang sebuah film diberi sentuhan premis-premis komedi hingga konflik-konflik yang membumbui sebuah film agar film tersebut menjadi lebih menarik dan layak untuk ditonton.
The Have U Give
Dalam Film The Hate U Give (2018) karya George Tillman Jr. mengangkat isu rasisme yang terjadi di Negara Amerika, dimana isu rasial disana menjadi hal yang marak terjadi.
The Hate U Gave bercerita tentang seorang remaja keturunan Afrika bernama Strarr Carter yang tinggal di Amerika. Starr menjadi saksi satu-satunya saat temannya Khalil yang tidak bersenjata ditembak oleh polisi berkulit putih tanpa sebab lalu dituduh sebagai pengedar narkoba dan anggota geng jalanan. Sejak saat itu Starr yang umurnya masih 16 tahun ditekan oleh komunitasnya untuk menutupi kesalahan. Film yang diangkat dari novel yang berjudul The Hate U Give karya Angie Thomas ini menitik beratkan pada masalah diskriminasi rasial yang diberikan oleh orang-orang berkulit putih kepada orang-orang komunitas kulit berwarna dan juga dilema mempertahankan komunitasnya ditengah tuduhan serta kesalahan yang ada. Film yang dibintangi oleh pemain-pemain film papan atas seperti Amandla Stenberg, Regina Hall hingga Anthony Mackie ini memiliki rating dari IMDB yang cukup baik yaitu 7,4.
Crazy Rich Asia
Dalam Film Crazy Rich Asia (2018) karya John M. Chu ini mengangkat isu rasisme yang terjadi pada Etnis orang asia. Dimana pengelompokkan itu sering terjadi di kalangan masyarakat asia.
Crazy Rich Asia bercerita mengenai perjalanan cinta dari dua karakter utama yaitu Rachel Chu dan Nick Young yang melakukan perjalanan ke Singapura untuk menghadiri pernikahan sahabatnya. Namun Rachel Chu tidak mengetahui bahwa kekasihnya merupakan seorang konglomerat asal Singapura, sehingga setibanya mereka di Singapura muncul konflik-konflik yang terjadi antara keluarga Young dengan Rachel Chu. Film yang diangkat dari Novel yang judulnya sama seperti filmnya karya Kevin Kwan pada tahun 2013 ini menitik beratkan pada penggolongan kelas dan juga kasus diskriminasi yang diberikan oleh keluarga yang menganggap bahwa seseorang harus memiliki pasangan yang sederajat dengan orang tersebut untuk dianggap layak. Film yang diisi oleh bintang-bintang papan atas asia seperti Awkafina, Henry Gouilding hingga Constance Wu ini sukses mencuri hati penonton di Kawasan asia, dilansir dari VOA Indonesia Film Crazy Rich Asia berhasil memecahkan rekor penjualan tiket di asia (Voa Indonesia, 2018).
Permasalahan Film Sebagai Komunikasi Massa
Film berperan sebagai media dari seorang director film yang menuangkan idenya kedalam bentuk audio visual agar pesan audio visual tersebut bisa sampai kepada audiensnya. Menurut Effendi dalam Oktavianus (2015) memaparkan bahwa film merupakan sebuah media yang efektif yang dibunakan tidak hanya untuk hiburan tetapi juga sarana informasi dan pendidikan (Effendy dalam Oktavianus, 2015).