Lihat ke Halaman Asli

Arsa Darmawan

Saya dionisisus Arsa Darmawan mahasiswa dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Bumbu Manis Penyedap Sebuah Film

Diperbarui: 3 September 2020   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Layaknya sebuah sajian makanan sebuah filmpun membutuhkan bumbu agar tayangnya tampak sedap untuk dinikmati sebagai sebuah hiburan berbentuk audio visual. Bumbu-bumbu tersebut pun juga terus berkembang seiring perkembangan jaman yang membuat sesuatu menjadi lebih praktis dan ringkas. Bumbu yang dimaksud dalam ranah film ialah adanya efek, efek dalam sebuah film memberikan warna hingga membangun suasana agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penonton. ewfek yang tadinya dibuat dan disesuaikan dengan tempat dan keadaan, diera ini sudah dapat dibuat menggunakan program komputer

Efek visual atau sering dikenal sebagai SFX merupakan merupakan sebuah manipulasi digital yang menyatukan dua rekaman live atau seluruhnya dibuat dari hasil komputer bahkan bisa merupakan gabungan dari rekaman live serta manipulasi komputer (Larasati, 2018). Dahulu seperti dalam film dari Charlie Chaplin efek  atau set dibuat sedemikian rupa secara manual sehingga terjadi suasana yang diinginkan, namun hal susana tersebut dapat didapatkan dengan mudah dimasa sekarang ini. seperti conrohnya pada film Avenger End game (2019). Perpindahan lokasi bahkan bentuk tubuh dan senjata dapat dimanipulasi menggunakan komputer sehingga menjadi bentuk yang diinginkan oleh pembuat film. 

Hadirnya teknologi SFX ini selain menambah nilai pada film juga membantu produksi film, membantu disini dalam artian tidak lagi membutuhkan biaya travel yang besar untuk berpindah tempat dan membuat suasana, karena hal ini bisa dimanipulasi menggunakan teknologi green screen yang kini sudah tersedia. SFX sebagai bumbu penyedap dalam film tidak hanya penyempurna sebuah karya film. dengan adanya kreatifitas dan kemajuan teknologi sebuah Film mampu menjadi inspirasi, karena dengan adanya sentuhan SFX dalam sebuah film mampu menampiulkan seuati yang tidak nyata ataupun tidak pernah terpikirkan oleh orang sebelumnya. hal ini terjadi dalam film back to Future (1985) karya Robert Zemeckis ini menghadirkan sebuah ide dimana pada perjalana seorang tokoh kemasa depan ia menemukan adanya dsepatu yang bisa menyesuaikan dengan kaki sang pengguna. Setelah 30 tahun akhirnya produsen sepatu ala Amrika Serikat yaitu NIKE merilis NIKE MAG yang terinspirasi dari film back to future (1985).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline