Semarang, (11/08/2022). Dewasa ini, masalah genangan air tidak hanya terjadi di kota besar namun juga bisa terjadi di pedesaaan karena sudah minimnya daerah resapan air. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya detail dalam pembangunan gedung hingga acuhnya masyarakat dalam menghilangkan daerah resapan air.
Padahal, tanpa adanya daerah resapan air, lingkungan akan tidak seimbang dan tentunya bisa meningkatkan potensi terjadinya banjir jika curah hujan tinggi, dan genangan air yang tidak terkontrol. Walaupun terdengar remeh, namun masalah kurangnya resapan air adalah masalah yang serius dan harus segera di tangani, terutama di daerah dengan intensitas tanaman banyak namun sangat minim resapan airnya.
Mahasiswa KKN UNDIP menemukan masalah kurangnya resapan air di area Taman TOGA yang terletak di RT 06 RW 02. Tanaman yang ada di taman tersebut kurang mendapat asupan air dikarenakan curah hujan yang tidak menentu dan sedikitnya daerah resapan air di sekitar taman.
Menyikapi permasalahan tersebut, Arsa Maradinata (21), Mahasiswa S1 Teknik Lingkungan, membuat biopori guna menyelesaikan masalah resapan air di area Taman TOGA. Biopori atau biasa disebut sebagai lubang biopori adalah metode alternatif untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah.
Biopori sendiri adalah istilah untuk lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme yang terjadi di dalam tanah seperti oleh cacing, rayap, semut, dan perakaran tanaman. Biopori yang terbentuk akan terisi udara dan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana.
Lubang yang kita buat, kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di dalam tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) ini menjadi saluran bagi air untuk meresap kedalam tanah.
Pembuatan lubang resapan biopori merupakan salah satu cara peningkatan kualitas daerah resapan air, selain dengan cara pembuatannya yang mudah lubang resapan biopori juga menggunakan alat dan bahan yang mudah dicari. Dan juga, dengan dibuatnya lubang resapan biopori ini dapat membantu dalam konservasi air tanah agar ketersediaan air tanah akan berlangsung lama.
Program ini mendapat respon positif dari pengelola Taman TOGA di RT 06 yang merupakan ibu-ibu PKK. Ibu-Ibu tersebut merasa terbantu dengan adanya biopori yang mempermudah resapan air bagi tanaman. Penanaman biopori di Taman TOGA ini diharapkan bisa memotivasi masyarakat lain agar bisa memperhatikan daerah resapan air agar bisa mengurangi masalah yang timbul akibat minimnya daerah resapan air terutama di area perkebunan.
Penulis : Arsa Maradinata