Lihat ke Halaman Asli

Arry Azhar

Pembelajar

Membaca Tidak Harus Membosankan : Temukan Cara Seru Menikmati Setiap Halaman

Diperbarui: 29 Januari 2025   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto saat memberi materi tentang membaca (Sumber:  Foto Pribadi)

Setiap orang memiliki cara dan metode sendiri dalam membaca. Begitu pula dengan jenis buku atau bacaan yang disukai. Ada yang gemar membaca novel, ensiklopedia, komik, hingga buku pengetahuan umum populer lainnya. Selain itu, ada pula yang lebih menyukai buku digital, sementara sebagian tetap setia pada buku cetak. Semua itu sah-sah saja, selama membaca tetap menjadi aktivitas yang menyenangkan.

Dalam sebuah seminar bersama siswa dan siswi Sekolah Islam Terpadu di Tangerang, saya menerima berbagai pertanyaan menarik dari para peserta yang terdiri dari siswa SMP dan SMA. Pertanyaan-pertanyaan mereka begitu antusias dan menggugah, menunjukkan bahwa minat membaca di kalangan siswa di sekolah tersebut cukup baik.

Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah: Mengapa membaca buku pelajaran terasa membosankan? Mendengar pertanyaan itu, saya sempat terdiam sejenak, tersenyum, dan ikut bertanya dalam hati mengapa memang demikian? Sebagai narasumber, tentu saya harus memberikan jawaban berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.

Menurut saya, membaca buku apa pun bisa terasa membosankan jika kita tidak menemukan hal yang menarik di dalamnya. Oleh karena itu, saya menyarankan kepada siswa tersebut untuk mencoba membuat beberapa pertanyaan sebelum membaca buku pelajaran. Dengan begitu, membaca menjadi lebih menantang karena kita seolah mencari jawaban dari pertanyaan yang kita buat sendiri.

Misalnya, jika akan membaca buku IPA tentang ekosistem tumbuhan, cobalah ajukan pertanyaan seperti:

  • Bagaimana proses terbentuknya ekosistem tumbuhan?
  • Apa saja yang terjadi dalam proses tersebut?
  • Faktor apa yang memengaruhi ekosistem tumbuhan?

Metode ini saya terapkan berdasarkan kebiasaan saya saat membaca buku referensi yang tebal dan terkadang membosankan. Teknik ini mirip dengan cara saya menjawab soal cerita saat masih di bangku sekolah. Alih-alih membaca seluruh cerita terlebih dahulu, saya lebih suka membaca soalnya lebih dulu. Dengan begitu, saya bisa mencari jawaban yang dibutuhkan di dalam teks secara lebih terarah.

Selain menggunakan metode bertanya sebelum membaca, ada beberapa teknik lain yang dapat membantu meningkatkan minat membaca, terutama pada buku-buku yang dianggap sulit atau membosankan. Salah satunya adalah teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review), yaitu metode membaca yang membantu memahami isi buku dengan lebih baik. Teknik ini melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Survey (Meninjau): Membaca sekilas daftar isi, judul, subjudul, dan bagian penting lainnya sebelum membaca secara mendalam.
  2. Question (Bertanya): Membuat pertanyaan dari topik yang akan dibaca, mirip dengan metode yang telah dijelaskan sebelumnya.
  3. Read (Membaca): Membaca secara aktif dengan tujuan menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat.
  4. Recite (Menceritakan Kembali): Mencoba mengingat dan menjelaskan kembali apa yang telah dibaca dengan kata-kata sendiri.
  5. Review (Meninjau Ulang): Mengulang kembali poin-poin penting untuk memastikan pemahaman yang lebih baik.

Teknik ini sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman dan retensi informasi, terutama bagi siswa yang harus membaca banyak materi pelajaran dalam waktu singkat.

Selain itu, membaca juga akan lebih menyenangkan jika dilakukan di lingkungan yang nyaman. Menemukan tempat yang tenang, memiliki pencahayaan yang baik, serta menghindari distraksi seperti suara bising atau notifikasi ponsel dapat membantu meningkatkan konsentrasi saat membaca. Jika memungkinkan, membaca sambil mendengarkan musik instrumental atau suara alam juga dapat membantu meningkatkan fokus.

Membaca dengan menggunakan teknik visualisasi juga dapat membuat isi buku lebih mudah dipahami. Saat membaca cerita atau materi yang bersifat deskriptif, coba bayangkan adegan atau konsep yang dijelaskan seolah-olah sedang terjadi di depan mata. Teknik ini sering digunakan oleh pembaca yang menyukai novel, tetapi juga dapat diterapkan dalam membaca buku pelajaran, terutama yang berisi konsep abstrak seperti sejarah atau sains.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline