Musibah bisa saja datang tanpa manusia kira-kira dan tanpa pula manusia duga. Bisa saja yang awalnya sehat di pagi hari, lalu di siang harinya sakit atau bahkan wafat. Bahkan, di pagi hari masih ketemu di dunia nyata, beberapa jam kemudian telah berada di liang lahat. Pasti respon manusia terhadap musibah ini macam-macam, ada yang mengeluh serta ada pula yang sabar.
Segala sesuatu yang terjadi(termasuk musibah) pasti ada hikmah atau pelajaran yang bisa di ambil, Karena segala sesuatu yang terjadi tak luput dari kehendak sang Ilahi. Hal ini tertera di dalam Al-Qur’an surah At-Taghabun ayat 11 “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Di ayat ini menjelaskan bahwa musibah yang menimpa seseorang tidak pernah luput dari kekuasaan Allah. Di ayat ini pula mengisyaratkan bahwa jika manusia sabar tentang hal yang menimpanya, yakni ia yakin bahwa hal yang menimpanya berasal dari allah dan ia tawakkal kepada-Nya niscaya Allah akan beri petunjuk atau membimbing orang itu agar di tuntun ke keadaan, perbuatan dan perkataan yang terbaik.
Musibah konflik pemersatu 2 agama yang bertikai
Musibah tidak hanya sakit dan kematian, tetapi bisa berupa konflik. Banyak tragedy konflik yang berakhir kebaikan alias persaudaraan antar 2 golongan atau lebih, walau tidak menutup kemungkinan ada pula konflik yang berakhir tragis. Salah satu konflik yang awalnya berakhir tragis yaitu banyak korban berjatuhan, tetapi akhirnya berakhir ikatan persaudaraan. Seperti konflik Ambon pada tahun 19 Januari 1999 yang menyebabkan kematian 8000 sampai 9000 orang seperti yang terlansir di Liputan6.
Konflik Ambon ini muncul di sinyalir dari perseteruan 2 pemuda di terminal yang sedang beradu argument tentang pemalakan yang merembet kesalahpahaman yang berujung ke pertikaian antar agama Kristen dan Islam pada waktu itu. Di dalam konflik ambon ini, ada cerita 2 orang berbeda agama yang awalnya saling membunuh, yaitu Ronald beragama Kristen dan Iskandar beragama Islam yang akhirnya bertemu dan menjalin persaudaraan yang erat. Mereka (Ronald dan Iskandar) di awal konflik yang menggebu-gebu ingin membunuh satu sama lain karena hal-hal yang menyulut emosinya, namun sekarang mereka sudah menyadari akan kesalahan itu dan sudah berteman layaknya nobita dan doraemon di film doraemon.
Persaudaraan antar 2 pemuda berbeda agama ini menggambarkan toleransi keberagamaan bahwa jika penyelesaian permasalahan antar agama tidak baik jika diselesaikan dengan tangan menggenggam atau bahasa lainnya dengan kekerasan. Karena setiap masalah jika diselesaikan dengan kepala dingin akan menimbulkan ketenraman.
Musibah Covid-19 menyatukan 2 agama yang berbeda
Lain halnya di tahun ini yaitu tahun 2020, ada sebuah konflik antar agama bahkan antar negara yang dari dulu terjadi dan tidak pernah akur tetapi sekarang sudah bersatu untuk melawan sebuah musibah yang sedang melanda seluruh manusia di muka bumi ini. Musibah yang sedang terjadi yaitu virus corona yang menyerang siapa saja karena penularannya begitu mudah. 2 agama yang penulis maksud ialah agama yahudi dan islam di Negara Israel dan Palestina.
Konflik ini berawal dari perebutan tanah di Palestina oleh Negara Israel yaitu agama yahudi yang diyakini Israel dari segi agama mengenai tanah yang dijanjikan kepada mereka. Tanah tersebut berada di Palestina atau lebih tepatnya di Jerusalem sehingga Israel berupaya untuk merebutnya. Atas dasar itulah Israel merasa memiliki hak kepemilikan dengan melancarkan segala cara untuk mengambil hak itu.
Seiring berjalannya waktu konflik antar Israel dan Palestina ini berlangsung sampai di tahun 2020 mereka bersatu untuk melawan dan memerangi virus corona secara bersama sama. Hal ini disebabkan karena mereka saling membutuhkan satu sama lain, entah dalam hal medis atau dalam hal pasilitas kesehatan serta keamanan.
Syariat islam dalam menyikapi musibah dan konflik
Seperti yang telah penulis ucapkan sebelumnya, bahwa musibah tak hanya sakit dan kematian, tetapi juga konflik. Islam merupakan agama yang teratur karena segala sesuatu sudah diatur dari hal terkecil sampai terbesar. Begitupun dalam hal musibah dan konflik. Dalam menyikapi musibah, islam menuntun agar sabar dan tawakkal kepada Allah serta berikhtiar. Dalam menyikapi konflik, islam menuntun agar bertabayyun, menyelesaikan dengan kepala dingin(salah satunya dengan bermusyawarah), memaafkan dan berdamai. Intinya, islam sangat tidak menganjurkan untuk menyelesaikan masalah dengan kekerasan, lain halnya dengan perang. Kalau di zaman nabi, perang adalah jalan terakhir jika tuntunan islam di atas telah dilakukan tetapi tidak menemukan jalan keluar. Insya allah, jika segala sesuatu diselesaikan dengan baik, maka hasilnya akan baik pula.
Setiap musibah mengandung permata yang berharga, tetapi hanya orang-orang bersabarlah yang berhak mendapatkannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H