Lihat ke Halaman Asli

ARIF R. SALEH

TERVERIFIKASI

SSM

Menentang Megawati, Adakah Upaya Meruntuhkan Dominasi Politik PDI-P?

Diperbarui: 2 Oktober 2022   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana penyerbuan kantor PDI di Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta Pusat, 27 Juli 1996. Sumber: KOMPAS/EDDY HASBY

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) lahir dari kemelut politik zaman Orde Baru. Sejarah telah mencatat, Orde Baru ingin menegakkan supremasi lewat Golongan Karya (Golkar) sebagai kendaraan politik pengusung penguasa.

Akibatnya, muncullah menara nepotisme. Mengakar kuat dan tumbuh menjulang seibarat "Menara Barad-dur" di film Lord of The Rings.

Pemilik nama lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri menemukan jalan politik menasional. Lewat Partai Demokrasi Indonesia (PDI), mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Masuknya Megawati sebagai tokoh trah Sukarno ke PDI, melambungkan namanya. Memungkinkan karir politiknya melesat. Berhasil menduduki pucuk pimpinan PDI lewat Kongres di tahun 1993. Menghimpun banyak pengikut dari kalangan miskin maupun menengah di perkotaan dan pedesaan.

Kebangkitan trah Sukarno lewat kepemimpinan Megawati tidak terbantahkan oleh sejarah. Membuat pemerintah Orde Baru kebakaran jenggot (bingung tidak keruan).

Alhasil, pemerintah Orde Baru tidak pernah mengakui kepemimpinan Megawati. Lewat Kongres Luar Biasa (KLB) tahun 1996 di Medan, kubu Soerjadi yang didukung pemerintah Orde Baru mengkudeta kedudukan Megawati sebagai Ketua Umum PDI.

Dualisme kepemimpinan PDI menimbulkan peristiwa Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli (Kudatuli) di tahun 1996. Suatu peristiwa pengambilalihan secara paksa Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro.

Peristiwa penyerbuan Kantor DPP PDI yang dijaga pendukung Megawati oleh kubu Soerjadi pada Rabu kelabu menimbulkan 5 korban jiwa (meninggal dunia). Sedangkan 149 orang luka dan 23 orang dinyatakan hilang.

Peristiwa Kudatuli menjadi sebuah misteri, meskipun Megawati sendiri pernah duduk di Istana Negara dan PDI-P dominan mewarnai panggung pemerintahan. Belum ada itikad pengusutan secara tuntas.

Di era Reformasi, Megawati membentuk PDI-P. Menajamkan pengaruhnya dan menempatkan PDI-P sebagai partai peraih suara terbanyak (35%) di Pemilu 1999 dari 48 partai politik peserta Pemilu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline