Senja, saksi kehidupan-kehidupan.
Menemukan seorang perempuan, meninabobokan buah hatinya di dipan bambu depan rumah. Desa yang tenang dan damai, menghadirkan kesederhanaan, tanpa tingkah langkah dan keinginan-keinginan berlebihan.
Saat sang suami datang membawa sekeranjang rumput segar, seorang perempuan menghidangkan senyuman di antara kepulan secangkir kopi hitam dan sepiring singkong rebus hangat hasil panen kebun di halaman belakang.
Senja, saksi kehidupan-kehidupan.
Menemukan seorang perempuan, asyik memainkan gawai di pojok ruang tamu yang mulai kusam. Kota telah memberinya satu-satunya pilihan, menjual apapun yang bisa dijual demi sesuap nasi untuk menyambung nafas kehidupan.
Saat sang suami datang membawa kegundahan, senyum manis perempuan ditujukan pada seseorang yang muncul di gawai dengan memamerkan berlembar-lembar uang seratus ribuan.
Seorang perempuan bergegas meninggalkan getir dan genitnya halaman kehidupan.
Sang suami, melambaikan tangan dari kejauhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H