Lihat ke Halaman Asli

ARIF R. SALEH

TERVERIFIKASI

SSM

Matimu dalam Puisi

Diperbarui: 3 Februari 2021   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Sunyi. Sumber: Mateusz Wyszynski on Pixabay.com

Puisi membatu. Bebatuan yang selalu ditampar amanat. Padahal, akal-akal hanya lewat. Angin-anginpun lewat. Di sana, kau masih taklimat.

Puisi, di bebatuan kepanasan. Lantang bersuara. Angkat senjata. Angkat segala. Sedang kau, meletakkan mata.

Puisi membatu, didorong ke depan. Memberi yang diminta. Mengibarkan bendera. Menyuarakan merdeka. kau, menutup telinga.

Puisi di bebatuan mulai dingin, tengadah. Masih menangkap kukila senja. Membawa tetes akhir cinta. Menimba lautan air mata. kau, malah tertawa.

Puisi lenyai, membelai bebatuan tanpa koma. Bunga dan tanda cinta, luka-luka. Ada binasa di sana. Dan kau, mencampakkannya.

Probolinggo, 03 Februari 2021

Puisi Oleh: Arif R. Saleh




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline