Lihat ke Halaman Asli

ARIF R. SALEH

TERVERIFIKASI

SSM

Tahu Kuning Probolinggo, Bisnis Rumahan "Ustaz Tanpa Upah" yang Merangkak dari Bawah!

Diperbarui: 28 Januari 2021   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

UJ Bersama Kapolsek Dringu. Tanpa Lelah Memasarkan Tahu Kuning Probolinggo. Sumber: Dok. UJ

Ibarat merangkak, “Tahu Kuning Probolinggo” hanya bermodal nekat. Bisnis rumahan beromzet 120 ribu rupiah dalam sehari ini membutuhkan jalan panjang untuk lebih dikenal masyarakat luas. Jalan yang masih dapat dikembangkan oleh sosok “UJ”.

Semua berawal dari pandemi Covid-19. Jutaan orang di dunia mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Termasuk Pak Jumadi.

Panggilannya “UJ”, singkatan dari “Ustaz Jumadi”. Sosok sederhana dan inspiratif bagi keluarga serta masyarakat sekitar.

Sosok yang cukup dikenal oleh masyarakat Desa Sumberagung, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Lemah lembut cara bertutur adalah pribadi keseharian UJ.

Sementara kegiatan madrasah diniyah menumpang di Masjid Nurul Huda, Desa Sumberagung. Sumber: Dok. UJ

Penampilannya yang sederhana tidak menampakkan bahwa sosok ini adalah seorang Ustaz sekaligus pimpinan madrasah . Begitu peduli dan telaten mendidik ilmu agama kepada 77 santri. Jumlah anak bangsa yang tidak sedikit.

Sebagai pimpinan madrasah, UJ tidak mau digaji. Bayangkan, di zaman yang serba materialis, sosok UJ dengan ekonomi “pas-pasan” hadir mengelola madrasah dan rela tanpa bayaran. Tenaga dan ilmunya betul-betul disumbangkan untuk berbagi kebaikan. 

Keprihatinan menjadi dasar UJ tidak menarik biaya pendidikan. Sebab, banyak santri dari keluarga ekonomi kurang mampu. Ada juga beberapa berstatus anak yatim, piatu, bahkan yatim piatu.

Sosok UJ ikut mendampingi dan memimpin kegiatan rutin Shalawat Nabi. Sumber: Dok. UJ

Dibantu 8 Ustaz dan Ustazah yang hanya diupah 100 ribu rupiah/bulan. Gaji yang sebetulnya sangat tidak layak untuk tenaga pengajar, didapat UJ dari zakat mal warga. Itupun sebagian dilakukan UJ secara berkeliling kepada donatur, jika anggaran upah tenaga pengajar dirasa kurang mencukupi.

UJ bercita-cita mempunyai gedung madrasah diniyah. Tidak lagi menumpang di beranda masjid.

Keinginan kuat bermodal restu tokoh Kyai di Desa Sumberagung  ini masih sebatas impian. Hanya tersedia wakaf berupa sebidang tanah untuk gedung madrasah nantinya.

PHK, Awal Mula Bisnis Rumahan “Tahu Kuning Probolinggo”

Akibat pandemi yang berujung PHK, sempat membuat UJ bingung menentukan jalan hidup. Baginya, tidak mungkin menutup madrasah dan mencari pekerjaan ke luar daerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline