Lihat ke Halaman Asli

ARIF R. SALEH

TERVERIFIKASI

SSM

Music 90s: "Pak Tua", Rock Satire untuk Siapa?

Diperbarui: 9 Januari 2021   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar personel grup band Elpamas. Sumber: smule.com


Bicara dan mendengar music 90s, kenangan pada deretan artis dan lagu fenomenal mereka kembali melintasi mesin waktu. Music 90s sangat kental dengan nuansa rock. Aliran musik yang satu ini ikut andil dan memberikan warna berbeda. Bahkan berani ambil jalan sebagai rock satire.

Di tengah gempuran musik rock balada dari negeri jiran, musik rock Indonesia mampu menempatkan diri di hati penikmat musik tanah air. Elpamas, satu dari sekian banyak grup band aliran rock, berani menampilkan diri untuk ikut andil menyuarakan kritik pada penguasa.

Bukan rahasia umum, era 90s adalah era puncak penguasa Orde Baru. Penguasa yang otoriter dan sarat KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) identik dengan kekuasaan Orde Baru. Kekuasaan yang anti kritik dan berusaha memapankan diri dengan segala cara.

Kritik politik lahir dalam bentuk pergerakan tersembunyi. Klandestin merayap senyap dalam diskursus terbatas. Dalam keterbatasan ruang opini publik inilah Elpamas “Berani Unjuk Gigi". Mengkritik keadaan demi sebuah kata “Perubahan”.  

Dikutip dari Wikipedia, Elpamas adalah grup band dari Pandaan, Jawa Timur. Awalnya nama Elpamas merupakan singkatan dari "Elektronik Payung Mas", toko elektronik milik Anthony Depamas yang menyuplai peralatan band untuk para personel Elpamas. Kepanjangan nama Elpamas kemudian diplesetkan ke dalam bahasa Jawa, yaitu “Elek-elek Pandaan Mas”, dengan formasi awal: Edi Darome (keyboard), Didiek Sucahyo (bass), Rush Tato (drum), Totok Tewel (gitar), dan dua vokalisnya yaitu, Abdullah Gowie dan Ecki Lamoh.

Elpamas terbentuk pada tahun 1983. Bicara dan mendengar lagu Elpamas pasti identik dengan lagu “Pak Tua”. Lagu yang liriknya mengandung kritik sosial. Lirik lagu “Pak Tua” menceritakan seorang pengusaha yang sudah tua tetapi tidak mau pensiun.

Banyak yang menduga bahwa lagu “Pak Tua” ditujukan kepada Presiden Suharto, termasuk penulis waktu itu. Penguasa Orde Baru yang cukup lama berhasil “mengendalikan” pemerintahan. “Siapa saja yang mencoba melawan, akan saya gebuki” sudah cukup menggambarkan sosok Pak Harto dan Orde Baru-nya.

Mengulik lagu “Pak Tua” akan sangat terasa relevan jika ada sosok yang enggan lengser dan menabalkan kekuasaan yang tak terbatas. Lagu yang sarat kritik ini ternyata diciptakan oleh seorang Iwan Fals. Sosok yang memang dikenal "usil" terhadap penguasa lewat beberapa lagunya yang akan nge-hits sampai kapanpun.

“Pak Tua” inilah salah satu lagu satir karya Iwan Fals. Lagu yang sangat populer di era 90s. Dikenal dan disukai hampir semua kalangan meskipun hanya cukup didengar lewat radio dan pita kaset.

Iwan Fals sebagai pencipta lagu “Pak Tua” sampai menyembunyikan jati dirinya dengan nama Pitat Haeng. Lagu ini sempat dicekal pada masanya, dan yang lebih menarik “Benarkah lagu Pak Tua ditujukan untuk Presiden Suharto?”, silahkan tanya pada sumber yang tepat dan dapat dipercaya.

Berikut lirik lagu “Pak Tua”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline