Lihat ke Halaman Asli

ARIF R. SALEH

TERVERIFIKASI

SSM

Kembali Belajar dan Kesiapan Profesional Guru dalam PJJ

Diperbarui: 3 Januari 2021   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi siswa melakukan PJJ. Sumber: instagram.com/kemdikbud.ri

Pandemi belum Usai

Liburan sekolah telah usai. Saatnya kembali belajar. Apakah nantinya kembali belajar akan berlangsung lewat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Pembelajaran Tatap Muka (PTM)? Masih diperdebatkan, terus dikaji, dan dianalisis.

Perkembangan jumlah kasus orang terpapar dan meninggal yang disebabkan virus korona di Indonesia fluktuatif. Bahkan cenderung semakin meningkat dan menimbulkan kekhawatiran komunal. Implikasi di bidang pendidikan  sangat dimungkinkan pembelajaran Semester Genap kembali menggunakan strategi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).

Grafik kasus virus korona per-hari di Indonesia. Sumber: covid19.go.id

Meskipun pemerintah pusat memberikan kewenangan penuh Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melaksanakan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) di kelas, Pemda sendiri sangat hati-hati menyikapi. Apalagi muncul klaster penyebaran virus korona di kantor pemerintahan, termasuk sekolah.

Semakin sering juga masyarakat mendengar para pejabat dan tokoh masyarakat terpapar virus korona. Bahkan tidak sedikit tokoh nasional dan pejabat daerah meninggal dunia akibat virus yang mematikan ini.

Mempertimbangkan keutamaan kesehatan dan keselamatan bersama di masa pandemi, sebagian besar pemerintah daerah menunda pelaksanaan PTM. Artinya, pelaksanaan pembelajaran ke depan masih menggunakan model daring dan luring.

Guru Menatap Masa Depan Lebih Meyakinkan dengan PJJ

Berdasarkan pengalaman pelaksanaan pembelajaran di masa darurat pandemi korona di Semester Ganjil 2020/2021, stakeholder seharusnya lebih bijak dan siap melaksanakan pembelajaran model daring dan luring. Demikian juga pihak lain bukan lagi menjadikan PJJ sebagai polemik.

Khusus jenjang kelas 4 SD ke bawah, selayaknya model luring tetap diterapkan karena masih menapak melek literasi. Serahkan kepada sekolah dan guru, apakah mereka tetap memanfaatkan modul dan tugas terstruktur ataukah punya cara yang lebih efektif maupun efisien. Sedangkan model daring memang selayaknya diberikan kepada jenjang kelas 5 SD ke atas dengan pertimbangan mereka lebih siap melek literasi.

Salah satu media daring yang banyak dimanfaatkan oleh guru adalah Google Classroom. Begitu populernya model LMS milik perusahaan raksasa Google di kalangan  pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga Kemendikbud meluncurkan Akun Pembelajaran dengan domain belajar.id. Akun elektronik tersebut dapat digunakan oleh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk mengakses layanan pembelajaran berbasis elektronik. (Kemendikbud.go.id)

Progam Kemendikbud ini sangat terasa manfaatnya, khususnya bagi guru. Dengan Akun Pembelajaran, memungkinkan guru mengakses dan memanfaatkan LMS Google for Education secara gratis. Guru juga dapat lebih melakukan eksplorasi dan ekslploitasi LMS semisal Rumah Belajar dan lainnya.   

Mewujudkan PJJ yang Lebih Profesional

Guru sebagai ujung tombak harus tetap melayani pembelajaran dalam kondisi apapun. Tetapi, dalam tataran implementasi di lapangan jangan sekedar bersandar pada semboyan “yang penting mengajar” dan “sekedar menggugurkan kewajiban”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline