Lihat ke Halaman Asli

ARIF R. SALEH

TERVERIFIKASI

SSM

Perempuan Senja

Diperbarui: 23 November 2020   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Milada Vigerova. Pixabay.com

Perempuan Senja, kata mereka

Disemat atas nama pembenaran

Dilahirkan takdir di waktu gelap malam


Senja, mempertontonkan sandiwara kehidupan

Bahkan di sudut-sudut kota, topeng-topeng memainkan lirikan

Sinis dan kadang bengis, tanda tanpa kata menyapa kesunyian


Kehidupan malam, bagi perempuan senja, seumpama kawan

Kawan derita, juga kadang bahagia, lebih pada derita hati

Yang terus dipeluknya, walau kematian menghantui


Di hatinya, perempuan senja berbisik,”Aku lebih bahagia dipanggil Bunda”

Di akhiri titik,”Bunda yang selalu dipaksa merayu senja”

Hingga,“Aku bahagia tanpa air mata”


Mengapa?

“Sebab air mata tak pantas kuberikan pada mereka”

Anak-anakku tercinta, di sana  


Probolinggo. 22 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline