Capung-capung nan Genit
Diperbarui: 25 Oktober 2020 10:23
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Sumber : Schwoaze. Pixabay.com
Mencari capung-capung dengan tangan gemetaran
Adalah ketakutan yang menghantui
Bersekutu dengan bayangan
Menguak celah, di mana ada setan
Tahu khan kau, apa itu setan? Bisiknya…
Capung-capung beterbangan mendekatiku
Menari-nari dan menertawakan pikiran mereka
Sedang aku? Mematung di jemuran matahari
Terpanggang semburan-semburan hasutan
Akankah mencipta peluh amarah? Tidak! Jawabku.
Mereka, capung-capung nan genit
Wajahnya imut-imut
Mampu membuatku tak bergigi
Saat di istanaku duduk rapi
Pasti ada janji, yang aku lupa, gumamku…
Aku beranjak ke ruang ilmu
Membuka jendela dunia, yang masih kosong
Lalu kekosongan aku berikan pada capung-capung
Bukan untuk membodohi
Melainkan, melukisnya dengan dunia mereka
O… betapa dunia penuh warna-warna
Capung-capung menerbangkan dunia mereka
Di atas kekosongan-kekosongan yang mereka main-mainkan
Menantang keangkuhan matahari
Menari dan menari tiada henti
Lalu…
Matahari malu-malu
Lari dan sembunyi
Kulihat, capung-capung
Kembali ke dunia mimpi
Probolinggo, 25.10.2020