Nama kerennya Toin. Penampilannya rapi dan necis saat melayani para pelanggan. Sesuai dengan nama “kantor” tempat kerjanya “TOP IN”. Mas Toin biasa dipanggil, bekerja sebagai tukang cukur. Meskipun pekerjaannnya tukang cukur, demi kepuasan pelanggan, tampilannya selalu rapi dan necis. Celana jeans, bersepatu, dan kaos atau hem yang selalu dimasukkan disela ikat pinggang adalah ciri khasnya.
Bukan hanya tampilan fisik yang rapi dan necis. Mas Toin juga rajin beribadah. Pada jam menjelang sholat Dzuhur dan Asyar, ia sejenak menghentikan aktivitas kerjanya untuk selalu memenuhi panggilan sholat. Pelanggan pun memaklumi, bersabar menunggu kedatangan kembali Mas Toin dari Masjid yang ada di belakang “kantornya”.
Mas Toin sudah menggeluti pekerjaan sebagai tukang cukur cukup lama. Sebelumnya ia pernah bekerja serabutan di Kota Denpasar. Karena dianggap kurang mampu mencukupi kebutuhan hidup, ia pulang kampung. Berbekal keterampilan mencukur, ia nekat membuka usaha sebagai tukang cukur.
Pekerjaan sebagai tukang cukur, sudah ia geluti sejak tahun 1994. Bermodal beberapa alat cukur, Mas Toin sangat telaten mencukur dan merapikan kumis “kaum Adam”. Bahkan juga menerima servis menghitamkan kembali rambut yang sudah mulai memutih. Aktivitas ini dijalani sejak pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.30 WIB.
Ketelatenan dan kecepatan merampungkan pekerjaan mencukur dan menyemir rambut memuaskan para pelanggan. Apalagi ongkos jasa tidak seberapa mahal hanya Rp 5.000 sekali servis. Hal inilah yang mendatangkan banyak pelanggan.
Para pelanggan betah antre manakala banyak yang ingin bercukur atau sekedar servis menghitamkan rambut. Di sela menunggu antrean, Mas Toin menyediakan koran terbitan lokal dan nasional yang memang sudah berlangganan sejak “kantor” didirikan. Ada pula beberapa tumpukan majalah bekas. Hal ini menandakan Mas Toin gemar membaca. Bukti nyata ia adalah pegiat literasi yang tak ingin ketinggalan informasi kekinian.
Barber shop milik Mas Toin terletak di pertokoan lapangan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Tempat yang ramai dan strategis. Tepatnya di Jalan Raya Bromo. Bersebelahan dengan beberapa pertokoan, servis motor, dan kantor agen wisata atau travel.
Selain penampilan yang rapi dan necis, Mas Toin memiliki kebiasaan unik. Dengan telaten ia mengumpulkan silet bekas pakai cukur rambut. Silet-silet ia kumpulkan sejak menekuni pekerjaan sebagai tukang cukur. Sehingga dapat terkumpul sekitar 10.000 silet merk Gillette Goal.
Kebiasaan mengoleksi silet bekas pakai cukur terinspirasi setelah membaca koran. Inspirasi koleksi silet mengikuti kebiasaan para kolektor benda antik seperti keris dan batu akik. Sebagai tukang cukur yang senantiasa memanfaatkan silet, muncul keinginan untuk mengkoleksi silet. Harapannya suatu saat akan mendatangkan berkah seperti para kolektor lainnya yang manangguk untung dari benda-benda koleksinya.
Dari hasil mengumpulkan silet bekas cukur, hingga sekarang sudah sekitar 10.000 silet ia koleksi. Silet yang ia koleksi hanya satu jenis atau merk yaitu Gillette Goal. Pertimbangan mengkoleksi silet merek ini adalah karena ia sudah terbiasa dan mantap menggunakannya. Tiap hari sekitar 3 hingga 5 silet berhasil ia kumpulkan.
Pada awalnya silet-silet itu ia kumpulkan di tempat kerja. Mengingat faktor keamanan, setelah cukup banyak silet yang ia kumpulkan di tempat kerja, ia bawa pulang. Uniknya, silet-silet yang ia koleksi hingga kini tidak ada yang berkarat. Artinya, silet itu asli dan sudah cocok sesuai standar yang ia inginkan hingga proses mencukur berlangsung cepat. Bahkan dari kebiasaan mengkoleksi jenis silet Gillette Goal, Mas Toin dapat membedakan mana silet asli dan mana yang palsu.