Tugu mati yang kudatangi
Masih tegak di persimpangan jalan
Sedang aku yang datang
Masih menggenggam setangkai bunga mawar
Membangunkan kenangan yang masih tertidur
Di persimpangan jalan ini
Setangkai bunga mawar yang kugenggam
Kuletakkan dengan lembut dan perlahan
Di batu retak tergerus jaman
Tempat kita dulu duduk berdua, merangkai harapan
Lantas….
Kubelai batu retak
Masih terasa hangat hadirmu, walau sebatas angan
Sedangkan tugu mati, bunga-bunga taman, dan pepohonan
Masih terdiam
Aku berdiri dan membalikkan badan
Dalam pejam perih kenangan
Kurasakan hadirmu sekejap membayang
Lantas aku pulang….
Sekian langkah kurasakan keanehan
Tugu mati, bunga taman, dan pepohonan
Seakan hidup….
Mereka bergerak saling mendekat dan berbisik bercengkerama
Pada saat aku lihat mereka bercengkerama dalam bisik perlahan
Yang terlintas hanya, mereka menertawai
Kenangan yang kulipat di hati ini
Ah…. Kalian!
NKRI, 31 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H