Lihat ke Halaman Asli

Arrina firda

Semangat

Ketika Rindu Telah Menjadi Candu

Diperbarui: 27 Agustus 2021   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Apa kabar kamu, seseorang yang aku kenal dari tahun 2016??

2016, tahun dimana aku pertama kali mengenalmu dan kami mulai dekat, tahun ini juga untuk pertama kalinya aku menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang aku sayangi, kamu hadir di kehidupanku dengan sangat baik, mengetuk pintu hati ku dengan lembut, menyayangi diriku dengan tulus, tahun itu, tahun dimana kami duduk di bangku sma kelas 11, masa-masa nakal bagi kami anak-anak sma pada saat itu, klo boleh dibilang sih masa yang paling berkesan dan paling banyak kenangan indah nya, terlebih setelah kita dekat. Masa sma pun berjalan begitu cepat dengan memberikan kisah kasih di sekolah yang sangat indah untuk di kenang. 

Hingga pada tahun 2018 kami lulus dan akan melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Dan hal yang paling aku takutkan terjadi, kami harus berpisah, tanpa ada masalah, tanpa ada pertengkaran, tanpa ada emosi, kamu bilang, udah cukup sampai di sini saja, jikalau kita berjodoh pasti kita akan bertemu kembali, jodoh ga bakal kemana.

Setelah perpisahan kami di tahun 2018 dan kami lost contak setelah perpisahan itu, ternyata kami melanjutkan ke perguruan tinggi di satu kota yang sama, sebuah mimpi yang dahulu pernah kita bicarakan bersama, ternyata allah kabulkan, aku benar-benar tak tau kalau ternyata kita kuliah satu kota, aku pun tau kamu kuliah di kota yang sama dengan diri ku, dari beberapa teman yang menghubungiku. 

Dan untuk pertama kalinya di bulan november 2018 kita bertemu setelah perpisahan itu, canggung, diam, bisu, itu yang ada di antara aku dan kamu, benar-benar seperti orang asing yang tak saling mengenal satu sama lain. Padahal dalam lubuk hati ku yang paling dalam, aku ingin sekali menyapa mu, memanggilmu, namun suara itu tak mampu keluar dari mulut ku. 

April 2019 kita bertemu yang ke dua kalinya, keadaanya pun masih sama, juni 2019 kita bertemu yang ketiga kalinya, semua masih sama, dan september 2019 kita bertemu yang keempat kalinya. Pertemuan ke empat ini, kamu mulai mendekati aku, ntah mau menyapaku, atau mau mengajak aku bicara. 

Namun lagi-lagi aku tak mampu, aku hanya diam, bisu, aku takut, takut air mata ku tak bisa aku tahan, takut aku tak bisa menahan rindu yang udah aku tahan satu tahun itu, aku hanya diam, diam, dan diam. 

Setelah pertemuan ke empat itu, aku tak pernah datang lagi ke acara pertemuan atau reauni dengan teman-teman ku, aku takut bertemu kamu, aku takut rinduku tak bisa aku tahan dan berubah dengan air mata.

Saat ini 2021, sudah 3 tahun kita lost contak, 2 tahun kita tak bertemu, ga nyangka benar-benar ga nyangka, ternyata sudah selama itu, perkuliahan kami pun juga sudah akan selesai. Selama itu pun hari-hari ku di hantui rasa rindu, rindu akan dirimu, akan sosok mu, rindu keluh kesahmu, rindu ketawamu, rindu senyuman mu, rindu ceritamu, dan tentunya rindu manja nya dirimu. Rindu itu menhantuiku setiap saat, setiap waktu, setiap detik, menik, rindu itukini telah menjadi candu, candu yang susah aku hilangkan, menjadi makanan keseharianku. 

Dan selama aku berpisah dengan mu, aku benar-benar mati rasa mencintai laki-laki lain, ntah karna kenangan kita atau karna aku memang tulus mencintai kamu. Aku tak tau, saat aku merindukan mu, aku hanya bisa menangis, memeluk diriku sendiri, berdoa, bersujud, dan tertidur, berharap kita akan bertemu di alam mimpi. 

Betapa senang nya, jika kamu hadir di mimpi ku, seperti obat rindu bagiku. Meski sesaat, meski di alam mimpi, mesti tubuh mu pun tak bisa aku gapai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline