Lihat ke Halaman Asli

Habis RBT Terbitlah Svara

Diperbarui: 14 April 2017   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin dan selasa (10,11 april 2017) lalu adalah hari yang istimewa bagi kalangan broadcasterkarena di undang oleh PRSSNI yang di dukung sepenuhnya oleh BEKRAF – Badan Ekonomi Kreatif  (Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif) di Park Hotel Cawang Jakarta Timur. Dalam acara KICK OFF TRANSFORMASI DIGITAL SIARAN RADIO GELOMBANG PERTAMA ini hadir ratusan wakil pelaku industri kreatif bidang penyiaran dari dua puluh delapan provinsi untuk mendapatkan pemaparan visi dan misi BEKRAF dalam hal kegiatan kreatif tanah air.

Dalam kesempatan ini Endah Wahyu Sulistianti selaku Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah mewakili Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf  memaparkan bahwa Pemerintah saat ini sedang berupaya untuk menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif yang ada di Indonesia untuk mencapai ekonomi kreatif yang mandiri, menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif, mendorong inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya saing di dunia internasional, membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap ekonomi kreatif, membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual, termasuk perlindungan hukum terhadap hak cipta, serta merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia.

noey-2-58ef83648623bd8d6cff9b69.jpg

Beberapa hal yang di kaji pemerintah bahwa Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki kinerja ekonomi paling hebat. Tahun 2015, mengalami pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 4,79%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan hanya mencapai 2,4%. Iklim yang positif ini menjadi momen bagi pemerintah untuk mengokohkan fondasi perekonomian, terutama pada sektor riil. Dan salah satu yang layak menjadi prioritas adalah ekonomi kreatif. Presiden Joko Widodo optimistis bahwa ekonomi kreatif akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Berbeda dengan sektor lain yang sangat tergantung pada eksploitasi sumber daya alam, dimana kekuatan ekonomi kreatif lebih bertumpu kepada keunggulan sumber daya manusia. Karya seni, arsitektur, buku, inovasi teknologi, dan animasi yang berasal dari ide-ide kreatif pemikiran manusia.

BEKRAF menggandeng Zamrud Technology Bandung untuk meyediakan aplikasi radio digital yang bisa di unduh oleh user melalui https://Svara.id/  atau https://appadvice.com/app/Svara/1136129425. Menurut Mochamad Noerwana selaku CMO Zamrud Technology & Executive Director e-Broadcasting Institute, aplikasi ini akan dilengkapi beberapa fitur yang bisa di gunakan untuk mengupload karya dari pelaku Industri kreatif dimanapun dengan sharing profit seperti yang ada pada youtube, joox dan spotify. Peluang ini tentu akan menjadi angin segar bagi pelaku industri kreatif untuk memajang karyanya dan bisa mendapatkan sharing profit ketika karyanya di putar oleh user. Musisi yang akrab di sapa kang ‘Noey’ ini menuturkan tahun ini  targetnya 250 radio akan bergabung. ”Mungkin banyak yang menanyakan kenapa saya yang orang music bisa ada disini, Itu karena kita di zamrud sedang mengembangkan Svara initiative yang merupakan sebuah platform yang mengkolaborasiantara indistri music dengan radio, makanya saya ada di zamrud untuk menggabungkan industry music itu, kita bekerja sama dengan BEKRAF dan temen-temen radio untuk mewujudkan ini”. Hal lain yang di sampaikan kang Noey bahwa di saat zaman yang serba digital seperti sekarang ini dan internet jaringanya sudah semakin bagus sehingga di harapkan dengan platform Svara ini bisa dinikmati oleh user “Kita punya harapan dengan streaming ini karena Svara berupa streaming seperti spotify, joox yang sekarang lagi naik itu kan, kalau era nya download seperti itunes sudah agak turun, karena orang berpikir ngapain download, mending streaming aja dengerin langsung. Dan pengembanganya sudah cukup lama dari tahun 2012. Jadi ketika di Amerika streaming musik sudah naik sementara di Indonesia belum maka kami melihat lima tahun kedepan akan naik streaming music di Indonesia. Nah sekarang kita sudah bagus inovasinya sudah final cuman tinggal dapat ijin  lagu aja dari labelnya, tinggal nunggu MOU nya, tinggal deal masalah angkanya saja”.

noey-3-58ef83706ea834fb038b4567.jpg

 Sementara saat di tanya tentang kesempatan teman-teman yang masih bergerak di jalur Indie kang Noey menjelaskan akan ada aplikasi untuk konten local dan bisa memperoleh sharing profit, hanya saja harus dikurasi dulu untuk kualitas soundnya, mixing-masteringnya sudah bagus ataukah tidak, dan Svara sebagai outletnya, disini musik Indonesia harusnya diuntungkan karena ada outlet music yang baru dan komplit di dukung dengan radio. Kang Noey juga berpesan kepada pelaku Industri kreatif untuk  selalu berkarya meskipun kesanya Industri music di Indonesia sedang turun, untuk mencari pendatang baru berbeda pada tahun 2000-an hingga 2010 tiap bulan selalu ada pendatang baru di banding sekarang meskipun cepat menghilang. Dan disini ada peranan radio untuk membuat hits sebuah lagu ada chart yang bisa naik turun. Tetapi yang terjadi sekarang radio hanya play hits artinya hanya mamainkan lagu-lagu yang sudah nge hits, radio baru berani memutar lagu yang sudah ngehits dan cenderung tidak memutar lagu yang kurang ngehits, radio bermain aman supaya tidak di tinggalkan pendengar.

Svara adalah jawaban setelah era rbt di mana para pelaku industry music di tanah air kembali mengenalkan karyanya, berjalan bersama dengan radio untuk saling mengisi di mana radio membutuhkan konten kreatif dan musisi mengenalkan karyanya lewat radio melalui aplikasi Svara. “if you go fast go alone,  if you go far go together….”

                                                                                                                       

Jakarta, 110417

Arrie Nugraha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline