Lihat ke Halaman Asli

Arrie Boediman La Ede

TERVERIFIKASI

: wisdom is earth

Maha Cahaya di Titik Nol

Diperbarui: 15 Oktober 2020   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - freepik.com

seperti matahari
yang memanggang siang ini
darahku serasa mendidih
sebagaimana dapur magma
di gunung-gunung berapi
yang sedang menggelegak

matahari yang cuma sejengkal di atas kepala
semakin melelehkan rasa
yang tak boleh mati bagi urusan kemanusiaan
kerana, kekejaman itu
begitu nyata terjadi di depan mata
begitu perih untuk diceritakan

duhai, pejuang kata-kata
kuyakin nuranimu telah mati
sebab kau biarkan kerusakan itu terjadi
akupun harus bertanya kepadamu
untuk apa suaramu, kata-katamu
jika kau hambur percuma?

duhai, kau yang diam seribu bahasa
bahwa diammu begitu sulit dimaafkan
kau bicara sekalipun
takakan pernah berarti apa-apa
seperti sekumpulan debu
yang terbawa bersama angin gurun

buat kau, aku memanggilmu: tuan!
segeralah turun gunung
kawal kata-kata terbaik dengan baik
agar sampai ketujuannya, cita-citanya
telah kusiapkan amunisi kata-kata
yang terpatri sejak lahir: maha cahaya di titik nol

sumurserambisentul, 15 oktober 2020
arrie boediman la ede

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline