ia, anak zaman
perempuan yang mencari dirinya
ia lahir di tepi samudra
di ujung sebuah perkampungan
perempuan itu
beranjak dewasa
menikmati masa mudanya
dengan suka cita, bebas: mengabaikan rambu-rambu
pada sebuah kolam kehidupan: ia berenang
mengarungi kesenangannya
ia pun menyelam dalam-dalam
seakan telah lihai
ia, mereguk-reguk air kehidupan, sepuasnya
takhenti ia tuntaskan dahaganya
dahaga seorang perempuan, di siang, di malam
yang meledak-ledak
ia, perempuan di 3/4 zaman
menentang badai
melawan takdir
lari dari fitrahnya
perempuan itu: produk sebuah zaman
zaman yang nyaris takada sekat
antara kebaikan dan keburukan
antara logika dan perasaan
kini, ia tersandung
dirundung lara, didera perih
ia memandikan dirinya dengan sejuta rasa salah; terus menerus
pun, hingga bergantang-gantang air suci takbisa men-suci-kan jiwanya di titik nol
sumurserambisentul, 05 oktober 2020
arrie boediman la ede
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H