ini sesuatu tentang lidah
lidah yang menjilat
lidah yang melelet
lidah yang menjadi oknum
akan tetapi,
maaf, ini bukan tentang lidah buaya
atau tentang lidah palsu dibalik senyuman palsu yang menjilat-jilat
pun bukan tentang lidah ular yang bercabang-cabang
kata tetua-tetua
: ini tentang lidah tak bertulang
kata bocah kampung sebelah
: tulangnya di-kemana-kan mbah?
sebagaimana lidah-lidah yang meludah
begitulah lidah-lidah yang mencuih-cuih
yang menjadikan si-salah jadi si-benar
yang menjungkirbalikkan si-benar menjadi si-salah
: amboy, lihatlah!
lidah-lidah itu semakin sering terlihat bermain silat, tak siang, tak malam
mempertontonkan silat kampung dan silat campur pelet
silat yang melindas tanpa belas kasihan demi dan atas nama tujuan-tujuan, kepentingan-kepentingan
silat yang permainannya setajam silet
kata sang kiai
: jagalah ujung lidahmu tuan, agar tak luka dan melukai
■ sental sentil serambi sentul, 26/11/2016 ■
■ ©2016-arrie boediman la ede ■
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H