baiklah,
baru saja kudengar pernyataan maafmu
entah itu tulus atau tidak atau soal pura-pura atau tidak
itu perkara hatimu
pun, itu urusan kehormatanmu pula
: akankah kupertimbangkan permohonan maafmu?
ini bukan soal harga diri tuan
atau hal ihwal yang berhubungan dengan syahwat politik kelas rendahan
sebab kuanggap perlu menyampaikan kepadamu bahwa ini adalah soal keyakinan tuan
keyakinan yang tidak semestinya kau sentuh
kerana taruhannya sangat mahal
: lalu?
nasi telah menjadi bubur tuan
kata-katamu telah sangat melukai ruang-ruang hati orang-orang disekelilingmu
hati yang sesungguhnya hanya terbuat dari seonggok daging suci
bukan hati yang terbuat dari batu pualam
bukan pula hati yang terbuat dari baja yang mati rasa
: cukupkah hanya dengan meminta maaf tuan?
kuyakinkan kehatiku bahwa apa pun adanya dirimu tuan
kucoba memahami kedalaman isi kepala dan hatimu
kerana kutahu di tempat seperti apa kau berusaha untuk berdiri tegak
maka, kuwakili rasa yang orang-orang yang telah kau lukai; bahwa, sesungguhnya telah kumaafkan dirimu jauh-jauh hari sebelum engkau meminta maaf
sebab, begitulah caraku menegakkan keyakinanku, warisan kearifan dari langit
: "tuan, sesungguhnya bicaramu adalah jendela hatimu; kusarankan, jagalah hatimu!"
■ sumur serambi sentul, 10/10/2016 ■
■ ©2016-arrie boediman la ede ■
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H