[caption caption="ill - slaintemagazine.ie"][/caption]satu, dua hingga tiga baris dari baris kesekian tentang berburu takdir
tak kuasa bagaimana cara mengakhiri; lupa cara mengawali
barangkali begitulah cara hidup pada suatu masa
hidup yang tercatat diberlembar-lembar buku takdir
guratan jaripun sering bercerita tentang kisah yang terbawa angan
kisah yang pergi bersama takdir dikesadaran diri yang terbatas
seketika diri ingin berkata pada malam yang bergerak pada takdirnya
: mampirlah sejenak di serambi jaman yang semakin pekat
lalu, malam-malam yang menyekat tergugu-gugu di pintu takdirnya
tak pernah terkunci; siap menerima siapapun, kapanpun, dimanapun
takdirpun diburu pemburu-pemburunya, tak lari
menunggu penjemputnya; lalu pergi dan berlari, tak ingat kapan berhenti
■ sumur serambi sentul, 13/03/2016 ■
■ ©2016-arrie boediman la ede ■
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H