bulan pecah di tenggorokan
paruh malam tercekik di tengkuk
asma gelora membabibuta
duhai kasmaran yang goyah diterpa angin subuh
kukandangi dengan bimbang//
sukma-sukma
merapat dalam sintal tubuh dendam
memeluk sepi
purba dan kerap mematikan
mari bercerita tentang fantasi surga//
darah-darah
gemulung menghantar keluh ke ketiak
tempat dimana benci beraroma
rasa sungkan
sari-sari keheningan
agar sabda banyak makna//
siapa aku siapa kamu
kita dan mereka
cintalah cinta mainkan rasa