Lihat ke Halaman Asli

Ritus

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bulan pecah di tenggorokan

paruh malam tercekik di tengkuk
asma gelora membabibuta

duhai kasmaran yang goyah diterpa angin subuh
kukandangi dengan bimbang//
sukma-sukma
merapat dalam sintal tubuh dendam

memeluk sepi
purba dan kerap mematikan

mari bercerita tentang fantasi surga//

darah-darah

gemulung menghantar keluh ke ketiak
tempat dimana benci beraroma

rasa sungkan
sari-sari keheningan

agar sabda banyak makna//

siapa aku siapa kamu

kita dan mereka
cintalah cinta mainkan rasa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline