Lihat ke Halaman Asli

Annisa Zahra Arrasya

Mahasiswa Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta

Mengapa Beberapa Anak Berbakat Mengalami Underachievement di Indonesia?

Diperbarui: 23 Desember 2023   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam masyarakat kita yang semakin maju, kita sering mendengar tentang anak-anak berbakat yang menunjukkan potensi luar biasa mereka di berbagai bidang. Namun, ironisnya, ada sejumlah anak berbakat di Indonesia yang mengalami underachievement, tidak mencapai potensi maksimal mereka. 

Underachievement, sebagai keadaan di mana anak tidak mencapai prestasi sejalan dengan kemampuan dan potensinya, sering kali menghambat pertumbuhan mereka. Apa yang menyebabkan anak-anak berbakat ini mengalami underachievement? Artikel ini akan membahas beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada kasus underachievement anak berbakat di Indonesia.

Kurangnya Pengakuan dan Dukungan

Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, hanya sebagian kecil anak berbakat yang mendapatkan program akselerasi atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Kurangnya dukungan ini dapat menghambat perkembangan potensi mereka dan menyebabkan underachievement.

Tantangan dalam Sistem Pendidikan

Penelitian dari Asosiasi Pendidikan Indonesia menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian antara kurikulum sekolah dan kebutuhan anak berbakat. Hampir 70% dari anak berbakat mengindikasikan bahwa mereka tidak merasa terlibat dalam pembelajaran yang menantang di kelas. Inilah yang menjadi tantangan utama dalam memastikan potensi anak berbakat benar-benar berkembang, namun, kurangnya keterlibatan ini dapat menyebabkan underachievement.

Pentingnya Program Khusus

Menurut laporan UNESCO, sekitar 40% anak berbakat di Indonesia tidak dapat mengakses program khusus atau pembelajaran akselerasi. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan mereka, sehingga meningkatkan risiko underachievement.

Tekanan Sosial dan Kultural

Survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa 50% anak berbakat mengalami tekanan dari lingkungan sosial dan keluarga untuk mengikuti arah karier atau minat tertentu. Tekanan ini dapat membuat mereka ragu untuk mengeksplorasi potensi mereka sendiri, memperbesar risiko terjadinya underachievement.

Dampak Underachievement

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline