Lihat ke Halaman Asli

Teks Kritik Film "Bebas"

Diperbarui: 8 Maret 2021   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

layarbaca.com

Kenangan masa muda dan bebasnya masa remaja dimunculkan melalui film Bebas. Bebas adalah film drama komedi musikal Indonesia 2019 yang disutradarai Riri Riza dan diproduseri Mira Lesmana. Film ini merupakan adaptasi bebas dari film box office hit Korea berjudul Sunny. Film ini juga merupakan adaptasi ketiga setelah versi Jepang dan Vietnam, sedangkan versi Hollywood telah dikerjakan namun belum dirilis.

CJ Entertainment sebagai distributor Sunny menawarkan Mira Lesmana mengadaptasi Sunny. Awalnya Mira tidak begitu tertarik karena tidak ingin membuat film sejenis lagi. Namun Mira berubah pikiran setelah menonton Sunny. Bebas diadaptasi dengan cita rasa Indonesia. Mulai dari segi latar, humor ala Sunda, obrolan ala anak gaul SMA di Jakarta, hobi tawuran pelajar, bullying, hingga lagu-lagu 1990-an yang membuat Bebas sekadar meminjam konsep cerita Sunny. Kenapa hal itu terjadi? Bukankah hal ini berarti Bebas akan berbeda dengan Sunny? CJ Entertainment membebaskan Mira melakukan penyesuaian agar Sunny jadi lebih ke-Indonesiaan.

Film Bebas berceritakan persahabatan enam orang remaja Jakarta yang terpisah selama 23 tahun. Vina (Marsha Timothy) tergerak untuk mengumpulkan teman-teman lamanya setelah tak sengaja bertemu dengan Kris (Susan Bachtiar) yang sedang menjalani pengobatan karena penyakit kanker yang dialami. Si ketua geng yang dulu tangguh, kini terbaring di rumah sakit, hanya punya waktu dua bulan sebelum ajal menjemput.

Atas permintaan Kris, Vina mulai mencari Jessica (Indy Barends), Jojo (Baim Wong), Gina (Widi Mulia), dan Suci (Salvita Decorte). Seiring perjalanan Vina mencari geng-nya, ingatannya mundur ke tahun 1995 ketika dia baru pindah dari Sumedang ke Jakarta. Vina (Maizura) yang masih lugu mengalami gegar budaya, tapi akhirnya bisa berbaur dengan geng yang digawangi oleh Kris (Sheryl Sheinafia), Jessica (Agatha Pricilla), Gina (Zulfa Maharani), Suci (Lutesha) dan Jojo (Baskara Mahendra).

Vina hadir sebagai pelopor perlawanan terhadap ketidakadilan saat anaknya mengalami hal yang sama saat ia SMA dulu. Bebas memberi pelajaran atas perbuatan tukang gencet anak Vina. Momen semacam ini sangat diperlukan, perempuan dapat berkuasa juga di luar wilayah domestiknya. Perlawanan yang ditampilkan Bebas bukan hanya sekadar perlawanan fisik, melainkan beberapa perlawanan mental dan pelepasan masa lalu, juga ikut dikisahkan dengan manis oleh Riri Riza.

Film ini adalah film pertama Indonesia yang melakukan pengambilan gambar di MRT Jakarta. Sebelum akhirnya diputuskan di MRT Jakarta, Mira sempat berencana melakukan pengambilan gambar di kereta api listrik.

Bebas berhasil mengungguli kualitas film orisinalnya, yaitu Sunny. Lokalisasi yang baik menjadi nilai utama film Bebas. Nuansa film Bebas bisa menjadi senjata ampuh untuk bernostalgia. Bukan hanya sekadar nostalgia, namun mengurai kisah-kisah klasik yang sebelumnya terbenam. Namun, perpindahan shoot yang terlalu cepat mengganggu nuansa drama film.

Dari Bebas, kita belajar bahwa perempuan yang sudah menikah bukan hanya memiliki kekuasaan secara domestik dan hanya mengurusi rumah tangga, tetapi menyadari bagaimana menjadi peran utama dalam hidup kita sendiri. Bebas juga memberikan pesan 'berdamai dengan masa lalu dan belajar untuk melepaskannya secara legowo'. Banyak momen yang bikin film ini cocok ditonton segala kalangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline