Lihat ke Halaman Asli

Arozisokhi Zebua

Computer Teacher

GenerasiKu Dikorupsikan oleh Para Koruptorku Sendiri

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Woww, saya datang, hheehhe

Betapa lucunya saya ini. Lucu, kata siapa saya lucu. Apapun kata mereka, saya memang lucu. Tapi bukan lucu yang biasa sayang. Saya lucu tapi tidak bisa menghibur. Saya lucu hanya karena saya mempunyai segalanya , tapi sayang saya tidak memiliki apa-apa. Saya memiliki lautan yang luas, Indah, dan biota laut yang melimpah, tapi saya biarkan orang lain menggarapnya. Meskipun lautan saya kaya ikan, tapi saya jarang makan ikan. Saya sering makan mie, heheh, mie . Saya memiliki penduduk yang banyak tapi mereka saya biarkan kerja diluar negeri saja. Saya memiliki banyak pemikir dan orang orang panadai, tapi saya biarkan mereka bekerja mengurus rumah orang lain. Segala sesuatu kekayaan yang ada tapi sayang saya tidak pernah merasakan rasanya seperti apa. Saya memiliki beribu pulau tapi saya biarkan kosong supaya awet muda dan sampai akhirnya perawan sampai tua. Pulau yang saya miliki tersebut terkadang saya biarkan saja diambil orang, karena saya tidak tega merenggut keperawanannya. Lucu khan saya ?. Yang bilang lucu harus bilang waoww !, heheh, saya barusan menirukan salah satu iklan yang menguasai sebagaian besar tanah airku. Tapi bukan itu yang mau saya sampaikan sayang. Yang saya tahu, saya senang meskipun utang saya sama tetangga berlimpah dan semua aset dalam rumahku milik orang lain. Ya, mereka sahabat-sahabatku juga kok. Hehehe, lucu sekali saya.

Deskripsi parahgraf pertama tersebut merupakn deskripsi singkat tentang kenyataan di Indonesia. Saya sebagai subjek dalam paragraf tersebut adalah Indonesia. Maaf jika saya hanya terkesan melebih lebihkan keadaan yang ada. Tapi berdasarkan kenyataan yang terjadi sebagian besar gambaran pada paragraf pertama tersebut terjadi di Indonesia. Adapun beberapa kenyataan yang ada terbut adalah sudah dan sedang terjadi di Indonesia. Indonesia memiliki lautan yang luas dengan keindahannya, tapi yang menikmatinya masih dikuasai para investor asing. Masyarakat Indonesia banyak yang menjadi TKI dan TKW di luar negeri, hanya karena di Indonesia tidak ada lapangan pekerjaan yang siapa menampung. Padahal lahan di indonesia dan beberapa sektor usaha yang bisa dijadikan lapangan pekerjaan banyak. Tapi semuanya hanya sebatas khayalan saja. Tidak pernah dipikirkan secara serius oleh Indonesia. Pulau pulau di Indonesia beribu ribu jumlahnya, tapi sayang hanya ratusan pulau yang dimanfaatkan atau berpenghuni. Pulau - pulau tersebut banyak yang dicuri oleh negara lain dan banyak yang hanya dibiarkan begitu saja. Indonesia lebih suka berutang daripada menanam modal. Indonesia lebih suka jika orang lain yang menanam di lahan Indonesia. Indonesia dalam pikirannya saya yang paling hebat. Tapi, sayang sekali yang sebenarnya mengalami kesusahan adalah anak – anak Indonesia. Anak –anak Indonesia menjadi pekerja di tanah sendiri. Mereka bukan pemilik lagi, mereka hanya pemilik. Mereka Cuma meminta honor setiap bulannya dan menikmati kantong kering setiap pertengahan bulan setelanya.

Sudah terlalu banyak saya berkata yang mungkin sebenarnya terkesan berlebihan, tapi kenyataannya seperti itu pada umumnya. Menurut hemat saya, semua ini terjadi hanya karena kita terlalu banyak mengurus para koruptor di Indonesia. Sadar atau tidak sadar para koruptor tersebut merekalah subjek sekaligus objek yang diperbincangkan banyak orang di Indonesia. Siapakah koruptor itu ?. Dalam analisa sederhana saya tidak pernah ada masyarakat kecil yang jadi koruptor kecuali jika dia berkuasa. Lalu siapa para koruptor di Indonesia. Berdasarkan nama dan asal jabatan beberapa koruptor, ternyata mereka adalah semua elemen penting negara Indonesia sendiri. Baik Legislatif, eksekutif maupun Yudikatif dan semua jajaran dari ketiga komponen negara tersebut. Yang melakukan korupsi bukan badan atau kesatuannya tapi beberapa oknum dalam badan atau lembaga negara tersebutlah para pelaku atau dalangnya.

Sebenarnya saya tidak membahas masalah koruptor tersebut. Saya hanya mau membahas hubungan genersi muda Indonesia yang sering menjadi korban yang dikorupsikan oleh mereka para koruptor tersebut. Banyak pelajar dan mahasiswa yang tidak berhasil hanya karena terlalu banyak berpikir, tidak mungkin saya akan diterima nanti, karena yang melamar rata –rata anak pejabat.  Banyak pelajar dan mahasiswa yang menjadi korban koruptor. Mereka melakukan demonstrasi dimana-mana, dan tentu hal ini selain menyita waktu  belajar lebih jauh hal ini bisa berakibat buruk pada hubungan oknum pemerintahan setempat dan masyarakat. Mereka dianggap anarkis atau pendapat lain yang berbeda tapi merugikan kaum muda Indonesia sendiri. Sungguh GenerasiKu Dikorupsikan Oleh Para Koruptorku Sendiri.

Sebagai mahasiswa dan kaum muda Indonesia, saya berpendapat sebaiknya kita memikirkan untuk memiliki banyak ilmu pengetahuan sesuai keinginan dan kemauan kita sebagai mahasiswa atau pelajar indonesia. Jangan menjadi korban para koruptor dengan cara-cara yang salah, dan meskipun benar tapi hal-hal tersebut bisa merugikan eksistensi kita sebagai pelajar atau mahasiswa. Mari kita menyerahkan kasus korupsi di Indonesia sepenuhnya di dalam tangan lembaga yang sudah diberi kuasa untuk menyelidiki dan memberantasnya dan tidak lupa kita serahkan dalam tangan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk kaum muda Indonesia, sekarang saatnya belajar bukan untuk mengajar mereka yang berbuat salah apalagi menghukum mereka. Salam untuk kaum muda Indonesia , teruslah belajar dan berkarya, jadilah penerus bangsa ini, jangan seperti mereka yang telah membuat miskin negara kita. Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline