Lihat ke Halaman Asli

Mendidik di Dalam Lingkungan Rumah

Diperbarui: 31 Januari 2016   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerasnya pendidikan militer yang sudah dikenal dan banyak diketahui khalayak publik, bertujuan untuk mendidik para prajurit untuk bisa diandalkan di garda terdepan membela tanah air. Begitulah yang diucapkan oleh seorang perwira menengah, yang bertanggung jawab kepada segenap pasukan yang dibawah bimbingannya. Sosok yang sangat tegas, disegani, dan juga dihormati di instansi kemiliteran tempatnya bertugas.

Tapi sikapnya berlainan, ketika beliau selesai menjalankan tugas dan kembali rumah untuk kemudian bersosialisasi dengan lingkungan. Apa yang ditampilkan merupakan sosok yang rendah hati, bermasyarakat, humanis, atau sering dikenal dengan istilah low profile. sehingga siapapun akan merasa nyaman dan merasa tenang ketika berada didekatnya, dikarenakan bisa memisahkan cara bagaimana bergaul dengan lingkungan militer dan lingkungan sipil.

Dalam mendidik putra dan putrinya hampir bisa dikatakan tidak pernah dengan menghardik, melainkan dengan cara membuka diri agar mereka bisa tetap menghormati kepada kedua orangtua. Menjalin tali persahabatan dalam keluarga, agar putra-putrinya bisa dengan bebas dan tanpa rasa canggung untuk membicarakan segala topik pembicaraan, sehingga beliau dapat memantau dengan seksama apa saja yang dialami saat melakukan interaksi pergaulan diluar rumah.

Sikap bijaksana yang ditampilkan antaranya, memperbolehkan putra-putrinya memilih jalur pendidikan sesuai yang dicita-citakan. Tidak ada kewajiban untuk mengikuti jejak karier beliau di bidang kemiliteran, karena membela negara merupakan panggilan hati yang tulus dan ikhlas dari sanubari. Beliau begitu luas memaknai arti mencintai ibu pertiwi, karena dengan menekuni profesi lain yang berguna bagi nusa dan bangsa, tentunya harapan prioritas para pejuang bangsa dalam mewujudkan impian Indonesia raya.

mendidik bukan menghardik dan mencerdaskan bukan mencadaskan, pernah terlontar ketika melihat saudaranya yang merupakan kalangan sipil. Karena pendidikan ala militerisme, tidak bisa begitu saja bisa diterapkan dalam lingkungan keluarga. Mungkin ada yang berhasil sehingga memiliki putra-putri yang kuat dalam segi mentalitas, tapi tidak sedikit malah dampak negatif yang ditimbulkan. Sikap yang umum ditemui ialah, putra-putri kalangan sipil mencari ketenangan dan kenyamanan diluar rumah. Karena efek depresi bisa nampak dengan tingkat kadar yang berbeda-beda, sesuai kondisi psikologis.

Beliau melanjutkan dengan mengatakan, jangan pernah memaksakan kehendak orangtua agar putra-putrinya memilih jalur profesi militer baik itu sebagai prajurit TNI atau Polri. Kecuali merupakan keinginan mereka yang datang dari nurani diri sendiri, maka dengan demikian sudah jadi kewajiban dan tanggung jawab para orangtua memberikan dukungan agar bisa meraih mimpinya tersebut di kemudian hari, sehingga menjadi suatu kebanggaan keluarga, saudara maupun kerabat dekat.

Adapun yang bisa dilakukan orangtua bila menginginkan putra-putri menjadi prajurit, dengan cara memberikan beberapa alternatif pilihan, diantaranya menjelaskan secara detail berkaitan dinas kemilteran untuk bisa dipilih untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Tapi yang perlu diperhatikan jangan pernah dipaksakan melainkan sekedar saran pertimbangan, karena siapa tahu putra-putri kita punya bakat lain seperti di bidang kedokteran, teknik sipil, dan profesi lain dengan tujuan mulia membangun negeri.

Yang perlu menjadi renungan, janganlah menjadi kebiasaan bila orangtua disaat mengalami kondisi sulit diluar rumah, tapi malah sering terbawa ketika melakukan interaksi dengan lingkungan keluarga. Karena hanya akan memunculkan permasalahan lain dan bisa berdampak kepada keharmonisan dan kenyamanan yang dirasakan semua anggota keluarga. Sesuai pesan beliau, jadikanlah tengah rumah sebagai oase yang menyegarkan lahir dan bathin dari penatnya rutinitas.

 

Selamat beraktifitas

Ilustrasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline