Menyongsong Bonus Demografi 2045: Transformasi Pesantren Menuju Masa Depan
Bonus Demografi merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menandai sebuah fenomena langka pada sebuah daerah. Fenomena tersebut adalah ketika jumlah mayoritas penduduk pada daerah tersebut memasuki usia produktif. Ditandai dengan populasi penduduk yang berusia 16 -- 65 tahun lebih banyak daripada penduduk dengan usia dibawah 16 tahun dan melebihi 65 tahun.
Di Indonesia sendiri, peningkatan penduduk dengan usia produktif diprediksi terjadi ketika bangsa ini genap berusia 100 tahun, yaitu pada tahun 2045. Hal tersebut tentu saja menjadi kesempatan yang besar untuk mendongkrak perkembangan Indonesia menjadi negara yang maju. Dengan berupaya mengurangi angka pengangguran karena jumlah penduduk dengan usia produktif yang mencapai puncaknya, Indonesia berpeluang meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
Dalam upaya pemerintah untuk mewujudkan cita-cita tersebut, salah satu yang paling krusial adalah sektor pendidikan yang menjadi penentu kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Kualitas SDM yang baik tentu akan menentukan tercapainya Bonus Demografi 21 tahun mendatang. Sedangkan jika dilihat dari fakta yang ada, jumlah SDM yang berpendidikan menengah keatas masih terbilang minim. Hal tersebut tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah yang direspon dengan merumuskan beberapa kebijakan guna mewujudkan cita-cita tersebut. Beberapa kebijakan yang telah dirumuskan oleh kementerian pendidikan yaitu Kurikulum Merdeka, program KIP dan KIP-K, program Kampus Merdeka, dsb.
Islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia tentu saja memiliki peran besar dalam peningkatan kualitas SDM guna menyongsong Indonesia Emas 2045, salah satunya melalui Pondok Pesantren. Sebuah lembaga pendidikan yang berfokus pada pemahaman terhadap ilmu agama dan pembentukan akhlak yang mulia pada diri santri. Pondok pesantren yang biasa dipimpin oleh seorang Kyai menekankan pola hidup yang disiplin, mandiri, serta solidaritas tinggi. Para santri menempati asrama bersama santri-santri lain yang berasal dari berbagai daerah dan dengan latar belakang yang beragam tanpa didampingi orangtua. Dengan kondisi tersebut, pesantren tentu saja memiliki kendali yang besar dalam membentuk intelektual dan karakter para santri agar menjadi output yang berkualitas.
Oleh karena itu, pesantren yang selama ini dianggap hanya berfokus pada ilmu agama dan mengesampingkan penguasaan terhadap ilmu umum dan teknologi harus melebarkan cakupan pembelajaran mereka dengan mengintegrasikan ilmu umum dan teknologi. Mengingat implementasi dari keilmuan tersebut pada kehidupan sehari-hari yang cukup kompleks, hal tersebut tentu saja menjadi penting untuk dikuasai. Pondok pesantren harus berinovasi untuk mewujudkan lulusan yang tidak hanya berkompeten dalam bidang agama, namun juga pada bidang umum dan teknologi. Disisi lain, jika dilihat dari sejarah perkembangan keilmuan Islam. Agama ini pernah mencapai puncak kejayaannya yang ditandai dengan beberapa tokoh seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, serta Ibnu khaldun yang juga menciptakan karya-karya fenomenal yang berkaitan dengan ilmu umum. Hal tersebut tentu saja bisa menjadi teladan bagi Pondok Pesantren untuk mengembangkan pembelajaran mereka dengan tetap mengupayakan para santri agar tidak hanya mahir dalam ilmu agama, tapi juga pada ilmu umum.
Beberapa contoh inovasi yang bisa diterapkan di Pondok Pesantren agar bisa ikut andil dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 yaitu:
- Integrasi Ilmu Agama dan Umum
Menggabungkan ilmu agama dan umum pada pembelajaran akan menciptakan santri yang berkompeten dan berdaya saing pada segala aspek kehidupan, ditambah pola kehidupan di pondok pesantren yang beragam menciptakan kompleksitas yang bisa menjadi tempat para santri mengimplementasikan ilmu-ilmu tersebut
- Digitalisasi Pesantren
Perkembangan digital yang masif tentu perlu mendapat perhatian khusus oleh penyelenggara Pondok Pesantren agar memberikan pelatihan teknologi informasi dan literasi digital agar santri bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.
- Pendidikan Vokasi
Mengadakan program pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan teknis seperti otomotif, desain grafis, perkantoran, dsb. Dimana keterampilan tersebut dibutuhkan oleh pasar kerja
- Penguatan Koneksi Alumni dan Kolaborasi