Lihat ke Halaman Asli

Kearifan Budaya Lokal dalam Pertanian Masyarakat Sumba

Diperbarui: 16 Februari 2024   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Pribadi

Sebagian besar masyarakat di sumba profesinya adalah petani. Salah satu kegiatan pertanian yang sering dilakukan atau umum dilakukan oleh masyarakat di sumba adalah budidaya tanaman padi, ada masyarakat yang melakukan budidaya tanaman padi sawah dan ada juga yang melakukan budidaya tanaman padi ladang. Kegiatan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat sumba pada umumnya tidak terlepas dari budaya lokal atau kebiasaan adat yang sering dilakukan oleh masyarakat sumba. 

Ditengah gempuran perkembangan zaman, masyarakat sumba masih tetap menjaga dan melestarikan budaya lokal dan bahkan kepercayaan atau agama budaya "MARAPU" mampu bertahan dan tetap eksis di era zaman modern yang terus berkembang. Dalam proses kegiatan pertanian, sebagian besar masyarakat sumba masih melakukan ritual budaya atau kepercayaan masyarakat lokal saat menjelang panen padi. Ritual budaya lokal dalam pertanian dilakukan dari jaman dulu dan terus dilaksanakan dari generasi ke generasi sampai saat ini.

Salah satu budaya lokal dalam pertanian yang masih dilakukan sampai saat ini oleh sebagian masyarakat sumba adalah budaya sirih pinang. Budaya Sirih pinang digunakan saat menjelang panen padi. Sirih pinang di simpan di atas tumpukan padi yang sudah selesai di rontok (gabah), dan saat memasukan padi ke dalam karung, maka beberapa biji pinang kering juga dimasukan ke dalam karung bersamaan dengan padi. 

Sebelum semua hasil panen padi dimasukan ke dalam karung, maka tidak boleh ada satu orangpun yang boleh makan di area sawah atau lahan tersebut, diperbolehkan makan setelah semua hasil panen padi telah dimasukan ke dalam karung. Budaya lokal tersebut terus dilakukan oleh masyarakat sumba karena dianggap bentuk menghargai jiwa makanan (hasil panen padi), dan sebagian besar masyarakat mempercayai bahwa jumlah hasil panen juga bisa dipengaruhi oleh budaya tersebut, yang mana jika tidak melakukan budaya tersebut atau melanggar budaya tersebut akan berdampak pada penurunan hasil panen padi.

Dari budaya tersebut, maka muncul kebiasaan saling membantu dalam kegiatan pertanian supaya saling meringankan pekerjaan dan menjaga hubungan sosial antara masyarakat. Sampai saat ini di era modern, semangat saling membantu atau gotong royong masih tetap di lakukan oleh masyarakat di sumba. Hal ini juga sangat membantu para petani untuk mengurangi biaya pemanenan untuk membayar orang atau menyewa alat pertanian untuk pemanenan padi. Kemudian juga membantu meningkatkan pendapatan masyarakat yang menjual sirih pinang. 

Budaya yang masih dilakukan oleh masyarakat sumba sangat berdampak pada pertanian berkelanjutan, karena dengan masih adanya kebiasaan saling membantu, maka akan meningkatkan semangat generasi muda dalam bertani karena sudah menjadi kebiasaan yang terus di wariskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline