Lihat ke Halaman Asli

Arnold C.Turang

Bersama Merawat dan Pelihara Bumi Rumah Kita Dengan Bermartabat

50 Pelaku Utama Krisan Kota Tomohon, Ikut BIMTEK Pasca Panen Krisan Berstandar Ekspor

Diperbarui: 1 Desember 2023   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Kepala BSIP Sulut saat presentasekan pendampingan petani penerap standar Krisan Ekspor

Komitmen Kementerian Pertanian dalam meningkatkan nilai tambah dan nilai ekspor produk pertanian, secara local me-global, terus dihilirkan di pelaku utama dan usaha serta pelaku antara (petugas pertanian), oleh Badan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) di Sulawesi Utara (Sulut).

Menurut kepala BSIP-BPSIP Sulut, Ir. Agussalim, MP.; Bimbingan Teknis (BIMTEK) Penanganan pasca panen Krisan berstandar ekspor ini,  merupakan rangkaian kegiatan pendampingan Penerapan SNI BSIP Sulut, yang memang di harapkan dapat diekspor. Baik untuk ke Asia (singapura dan Jepang), Eropa maupun Amerika.

Lanjut Agus, Pendampingan yang dilakukan BSIP-BPSIP Sulut, bekerjasama dengan dinas pertanian dan pihak Karantina Pertanian yang dilakukan pada petani penerap God Agriculture Practices (GAP) dan dilanjutkan pada Good Handling Practices (GHP), untuk menghasilkan bunga krisan yang berstandar SNI, tutur Agus.

Gambar 2. Peserta Bimtek saat melakukan praktek, dibimbing Eksportir Millenial Jacklin Jea

Ditempat yang sama, Kadis Pertanian dan Perikanan kota Tomohon, Dr. Karel F. Lala, SP. MSi., apresiasi akan kegiatan Bimtek Pasca panen krisan berstandar ekspor, yang dilaksanakan BSIP-BPSIP Sulut di kota Tomohon. Wujud kerjasama ini, Dinas Pertanian dan Perikanan kota Tomohon, dalam pengembangan  Bunga Krisan, mendukung ketersediaan produk Krisan ekspor, sedang membangun 9 unit screen house. Dan 1 (satu) unit bantuan BSIP-BPSIP Kementerian Pertanian di Sulawesi Utara.

Masih menurut Lala, dalam hitung-hitungannya: jika 10 screen house ini, masing-masing berisikan 10.000 stek tanaman Krisan, akan dihasilkan sekitar 100.000 kuntum bunga. Untuk itu, akan diatur jadwal penanaman, agar dapat pemenuhi permintaan ekspor. Baik Asia, Eropa maupun Amerika.

Lanjut Lala, tentu perlu kerjasama. Baik pelaku utama (petani), pelaku ekspor, pelaku antara (petugas) dalam pengawalan komitmen bersama ini agar baik petani pemerintah sukses program dan value.

Masih di tempat yang sama, pihak PT. Garuda Indonesia cabang Manado dalam kesempatan juga memperkenalkan jadwal penerbangan Manado Jepang, langsung setiap Minggu sekali. Sehingga untuk pengiriman Krisan ke Jepang, sangat mungkin dilakukan. Pihak Garuda juga memastikan untuk cargo ke Jepang sekitar Rp. 17.000 per kilo gram (kg), tutup Manajer PT. Garuda Indonesia cabang Manado.

Gambar 3. Narasumber dari PT. Garuda Indonesia Cabang Manado dan Eksportir saat presentasekan materi

Dalam Bimtek yang menjadi narasumber utama dari Millenial eksportir bunga Sulawesi Utara, Jacklin Jea dalam pemaparan oral dan praktek, mengurai pengalamannya sebagai eksportir. Hal-hal penting untuk ekspor bunga krisan, terutama tujuan Singapura atau negara lainnya adalah:

  • Bunga sehat
  • Bebas dari Hama dan Penyakit
  • Panjang Tangkai Bunga 60 cm
  • Minimal 5 (lima) daun dan
  • Kelopak bunga terbuka 75-85 % (persen) terbuka

Selanjutnya para peserta diberikan kesempatan penanganan pasca panen bunga berstandar ekspor. peserta diajari cara memotong bunga, melepas daun, memasang spons pada pangkal tangkai bunga, memasang plastic halus pembungkus (wrapping) dan dimasukkan dalam boks pengemasan bunga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline