Ada kabar baik. Klub Tier 2 Belgia KMSK Deinze akhirnya menjadi labuhan gelandang timnas Indonesia, Marselino Ferdinan di Eropa. Di akhir bursa transfer musim dingin, Deinze mengikat talenta muda asal Persebaya itu hingga tahun 2024.
"Ah, palingan juga akan seperti Egy dan Witan. Heboh di awal, eh akhirnya pulang kampung juga" kata seorang teman, nampak kesal, menyindir atau apalah saat kumpul-kumpul di warkop.
Saya hanya tersenyum, tak mau banyak membalas kata. Tahu bahwa si teman akan menjadi-jadi, karena di obrolan di warung kopi lampau, saya yang paling optimis bahwa Egy dan Witan akan bertahan lama di Eropa sana.
"Eh..lu tau, Egy itu kaki kirinya yahud, kayak Messi. Lalu Witan, tau pemain Argentina bernama Mario Kempes. Nah gaya main Witan itu kayak Mario itu" kata saya, mengibul. Tahu bahwa si teman ini, tentu tak banyak tahu tentang Mario Kempes.
Apa daya. Akhirnya Egy dan Witan pulang kampung juga. Tak banyak kata dan alasan untuk menilai mengapa mereka pulang. Perlu sekedar puji bahwa mereka sudah pernah berani mengadu nasib ke Eropa, meski sejarah Eropa sebelumnya tak pernah berpihak kepada pemain kita.
Meski begitu, dalam hati kecil saya, sebenarnya saya ingin teriak. "Marselino itu bukan Egy atau Witan Bung!.
Apakah saya sedang berhayal dalam hampa seperti lampau untuk Egy dan Witan? Ah, saya kira tidak.
Marselino tentu beda. Anak muda berdarah Flores kelahiran Jakarta, 18 tahun lalu ini bukan wonderkid biasa. The Guardian, media ternama di Inggris sana, pernah memasukannya dalam daftar wonderkid terbaik dunia tahun 2021. Label yang Witan tak pernah mendapatkannya, Egy konon pernah di tahun 2017.
Btw, sudahlah. Kadang-kadang serasa tak adil juga membandingkannya dengan label ini dan itu, tapi saya masih percaya bahwa Marselino akan lebih bercahaya dari Egy dan Witan.
Ada dua alasan saja yang saya kira paling dapat dikemukakan. Pertama, proses pematangan Marselino yang terlihat berjalan baik. Marsel, bukan Hachim Mastour rekrutan AC Milan bertahun lalu yang sempat dipuji setinggi langit hanya karena atraksi sirkus dengan bola di masa ciliknya, tapi hilang entah kemana.