Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Krisis di PSSI, Shin Tae-yong Dipaksa Out, Exco Juga Mesti Mundur!

Diperbarui: 14 Januari 2023   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Shin Tae-yong kala  (Dok. PSSI via kompas.com)

Exco PSSI yang sedang tak baik-baik saja itu, akhirnya "kembali" meminta pelatih timnas asal Korsel, Shin tae Yong (STY) untuk mundur atau out dari tugas kepelatihannya. Alasannya jelas sekali, yakni prestasi, STY di AFF 2022 yang barusan selesai.

STY memang diberikan dan mempunyai ekspetasi hebat kala ditunjuk menangani timnas. Pelatih berlabel laga piala dunia ini, diharap membuat timnas dapat meraih trofi, minimal level teritori Asia Tenggara. Tapi sayang, STY gagal.

Pertanyaan paling penting soal ini, adalah apakah keputusan ini terasa adil bagi STY dan tentu saja baik bagi kelanjutan masa depan timnas kita? Ini pertanyaan sulit, tapi jika harus menjawab, maka jawaban awal yang bisa saya berikan adalah STY memang gagal, meski ada variabel lain yang mempengaruhi, dan sayangnya itu nampaknya tidak dapat dipengaruhi seorang STY sekalipun.

Maksud saya begini. Secara taktikal dan permainan di lapangan, STY jelas membuat timnas bergerak tidak terlalu maju---datanya diambil dari dua penampilan AFF yang kebetulan berdekatan. Jika di AFF 2021 menjadi finalis, maka di AFF 2022, terhenti di semifinal. Tak ada yang terlalu jauh, karena timnas tentu saja mesti juara, karena kompetitornya berat sama, Malaysia, Thailand dan musuh bebuyutan, Vietnam itu.

Di dua leg semifinal melawan Vietnam, timnas tidak bermain istimewa, dan jika mesti jujur di AFF 2022 ini memang tidak istimewa. Tidak seeksplosif 2021, dan pemain seperti Ricky Kambuaya, Witan dan Egy Vikri tidak mampu dibuat STY kembali bersinar.

Belum lagi masalah finishing, STY yang dianggap jenius itu, tak mendapatkan solusi untuk persoalan ini. Padahal STY diharap menjadi penemu solusi, pembuat solusi dari setiap persoalan taktik dan permainan. Tersingkir 0-2 dari Vietnam, tanpa satupun shot on goal, menjadi bukti bahwa STY sudah kehabisan akal untuk persoalan timnas.

Akan tetapi saya berusaha untuk berimbang melihat persoalan ini, untuk melihat persoalan lain, yang langsung atau secara langsung mempengaruhi performa timnas tentunya. Ini perlu saya kemukakan karena saya juga setuju bahwa dari perspektif masa depan yang lebih baik, seorang STY saja tak sepenuhnya harus disalahkan.

Begini. STY diminta untuk berprestasi, tetapi secara kebijakan dan organsisasi Exco tidak melakukan tindakan luar biasa untuk mendukung hal tersebut. Artinya, jika STY diminta out, saya kira Exco juga perlu mundur sebagai pertanggungjawaban terhadap nir prestasi timnas ini.

Puncak kekecewaan saya adalah ketika Liga 2 dan 3 dihentikan, dan Liga 1 dilanjutkan tanpa degradasi. Ini bukti bahwa Exco tak mampu menjalankan roda manajemen dengan baik. Jika secara kompetisi utama saja, bisaa gagal, maka kita tak dapat berharap terlalu banyak terhadap pembinaan di setiap level kompetisi, yang dipercaya menjadi bagian penting dari perkembangan timnas di masa depan.

Saya kira kita setuju, bahwa timnas yang kuat didukug oleh kompetisi yang baik, dan profesional. Ketika kompetisi itu berjalan dengan baik, maka secara tak langsung akan mempengaruhi di pembinaan di level muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline