Beberapa jam sebelum laga, pelatih Vietnam, Park Hang Seo sempat berucap bahwa Vietnam masih memiliki kelemahan yakni di sektor belakang yang sering membuat kesalahan sendiri. Setahu saya, Park Hang Seo ini pelatih cerdik dan sedikit licik. Saya mencium, pernyataan ini seperti sebuah umpan agar Indonesia tampil menyerang dan masuk perangkap.
Syukur, pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-Yong tak termakan umpan Hang Seo. Di laga keduanya, Shin Tae-Yong bahkan terlihat mampu memperdayai balik agresifitas Vietnam ala Hang Seo. Timnas Indonesia tampil bertahan dengan formasi yang berbeda jauh dengan dua pertandingan sebelumnya.
Akhirnya Vietnam yang tangguh itu ditahan imbang tanpa gol hingga sembilan puluh menit plus tiga. Ketika peluit panjang dibunyikan, Shin Tae Yong terlihat gembira, tersenyum simpul, sedangkan Hang Seo Bersama stafnya segera menghilang, tak terlihat batang hidungnya.
Shin Tae-Yong pantas gembira, karena taktik cerdasnya berjalan mulus dan efektif. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Shin Tae Yong? Paling tidak ada 3 (tiga) hal yang dapat dikemukakan.
Pertama, kejutan 5-2-3 yang bertransformasi dengan cepat saat dibutuhkan. Saya cukup terkejut dengan formasi seperti ini. Bagi saya nampak tak biasa, mesti pada akhirnya maklum karena pola permainan agresifitas Vietnam yang mengandalkan sektor sayap. Saya coba bahas satu persatu.
Misalnya, soal 5-2-3 ini. Hal ini menurut saya memang agak nanggung. Biasanya skema 5-3-2 lebih dipilih daripada 5-2-3. Maksud saya seperti ini. Jika Shin Tae Yong ingin bertahan total, maka Irfan Jaya dan Witan tidak akan dimainkan sekaligus.
Kedua pemain ini sangat agresif, bersama Ezra Walian, tiga pemain ini tertahan dan akhirnya membiarkan Rachmad Irianto dan Ricky Kambuaya bekerja terlalu keras membantu pertahanan.
Akibatnya, perhatikan, Ricky banyak sekali kehilangan bola dan posisi. Mengapa? Ketika kedua pemain ini (Witan dan Irfan) mundur, dan 5-2-3 berubah menjadi 5-4-1, pemain nampak menumpuk di sayap, dan Ricky nampak canggung. Hitungan saya ada dua peluang Vietnam yang meskipun tak membahayakan tapi timbul karena kecanggungan yang dimaksud.
Sisi positif dari kecanggungan itu adalah Vietnam sangat-sangat kesulitan bergerak dari sektor sayap. Habis.
Park Hang Seo berharap banyak dari Nguyn Phong Hng Duy, pemain bernomor punggung tujuh, hanya kerumunan yang diciptakan oleh 5-2-3 dan 5-4-1 ini, membuat pergerakannya terbatas, bahkan kontak fisik kerap terjadi. Pertandingan menjadi melambat bagi Vietnam yang biasa bermain cepat.