Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Memuji Patrick Schick, Striker Jenius dalam Diam

Diperbarui: 28 Juni 2021   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patrik Schick. Photograph: Paul Ellis/EPA

Menit ke-79. Meski tertinggal jauh di belakang, Schick langung ikut berlari ketika gelandang serang Ceko, Thomas Holes melakukan sprint masuk ke kotak penalti Belanda. Alih-alih menunggu bola di tiang jauh, Schick berlari mendekati tiang dekat.

Benar dugaan Schick, Holes yang hampir kehilangan keseimbangan hanya mampu melepas umpan lemah secara mendatar. Schick yang sudah sedikit di depan pemain belakang bola langsung menyambut dengan melepas tendangan first time akurat dengan kaki kirinya.

Kiper De Oranje, Martin Stekelenburg mati langkah, dan hanya bisa melongo melihat bola tendangan Schick masuk ke dalam gawang. Ceko unggul 2-0 atas Belanda, yang sudah terlihat kehilangan asa setelah gol tersebut.

Gol itulah juga yang membuat pendukung Ceko memberikan riuh dan tepuk tangan panjang setelah Schick ditarik keluar lapangan pada menit ke-90. Para fans tahu, kepada siapa mereka harus berharap sekaligus memuji.

Gol tersebut menjadi gol keempat Schick di Euro 2020 ini yang membawa Ceko melaju ke perempat final. Sebuah pencapaian yang terbilang apik bagi striker yang bermain di klub Jerman, Bayer Leverkusen ini.

Patrik Schick memang tampil gemilang di turnamen ini, salah satu momen yang paling diingat oleh para penikmat bola adalah gol indah yang diciptanya saat melakoni laga pembuka melawan Skotlandia. Setelah membuka keunggulan Ceko melalui sundulannya, di menit ke-51 Schick mencetak gol kedua dengan spektakuler dan jenius.

Dari jarak 45, 4 meter, hasil sepakan Shick seperti akan membelok jauh, tapi sebaliknya seperti rudal yang memburu musuh, bola itu melaju cepat bahkan melewati kepala kiper Skotlandia, David Marshall yang hanya bisa tertunduk melihat bola bertemu dengan jaring gawangnya.

Tak pelak, pujian untuk Schick datang setinggi langit. Pundit bahkan menyebut itu adalah kecerdikan Schick dalam melihat timing dan peluang dan dieksekusi dengan teknik yang tinggi.

Akan tetapi secepatnya pujian, Schick dan Ceko juga cepat dilupakan, apalagi ketika Ceko hampir saja tidak lolos ke babak 16 besar dan terselematkan karena menjadi salah satu dari 4 tim berperingkat tiga terbaik.

Aksi Schick mungkin akan tenggelam, jika Ceko tidak bisa melaju lebih jauh. Ceko bersama Schick seperti ditakdirkan untuk terus melaju dalam meski dalam diam.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline