Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Kemunculan Gatot Nurmantyo Membuat Drama Demokrat Menyerupai Drakor

Diperbarui: 12 Maret 2021   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat menghadiri Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Univeritas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (3/8/2018).(KOMPAS.com/Andi Hartik)

Sulit juga memilih bagaimana cara menilai kisruh di Demokrat, yang akhirnya melahirkan Demokrat AHY dan Demokrat Moeldoko. Jika mau serius, pening kepala, politik itu banyak intriknya, niat baik bersanding dengan nafsu kekuasaan akhirnya terkadang seperti aksi teatrikal yang tak menghibur dan susah dipahami.

Karena itulah saya akhirnya memilih untuk melihatnya sebagai hiburan. Adegan per adegan nampak sebagai sandiwara, dan anggapan bahwa seperti drama korea atau drakor, maka akan muncul kisah mengejutkan di tengah konflik yang terjadi.

Benar, selain Damrizal yang menangis tersedu-sedu sesudah KLB selesai dilaksanakan, lalu tiba-tiba muncul nama mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo di tengah kisruh yang sedang berlangsung.

Seperti drakor yang sering dipenuhi dengan scene mengejutkan di mana muncul tokoh yang tidak diperhitungkan sebelumnya, begitulah saya bisa menilai hadirnya Gatot di drama Demokrat ini.

Jika kita simak beberapa pemberitaan, maka Gatot hadir karena dua hal yang tidak pernah dibicarakan sebelumnya. Pertama, Gatot mengaku bahwa dirinya yang sebenarnya dihubungi lebih dahulu oleh penggagas KLB Demokrat sebagai Ketum, sebelum Moeldoko.

"Ada juga yang datang kepada saya. Datang, 'Wah menarik juga, gimana prosesnya?' 'Begini Pak nanti kita bikin KLB', 'KLB terus gimana?' 'Nanti dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu, mosi tidak percaya, AHY turun'. 'AHY turun baru pemilihan, bapak pasti deh nanti begini-begini'. 'Oh begitu ya?'" kata Gatot Nurmantyo, Senin (8/3/2021), dilansir dari detikcom.

Kedua, Gatot juga memunculkan dirinya sebagai "pahlawan" bagi Demokrat Cikeas. Untuk cerita bahwa dia dihubungi lebih dahulu oleh Jhoni Allen Cs, Gatot mengaku menampik tawaran tersebut dengan alasan bahwa dirinya mempunyai rasa hormat kepada SBY dan terintag jasa SBY yang pernah menunjuk dirinya sebagai Kasad TNI.

Ini secara langsung menunjukkan bahwa Gatot ingin membandingkan dirinya dan menyatakan dirinya lebih baik dari Moeldoko dari sisi etika berpolitik. Ada perbandingan serupa tapi gestur yang berbeda, Moeldoko juga Panglima TNI karena jasa SBY tapi melupakan, namun Gatot tidak.

Menanggapi cerita Gatot ini, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat versi KLB, Jhoni Allen Marbun berespons. Menganggap bahwa cerita Gatot terkesan mengada-ada atau asal bunyi, asbun, sehingga Jhoni meminta Gatot menyebut orang yang menyampaikan ajakan itu.

"Sebagai seorang panglima, jenderal bintang empat tidak mudah, tapi jangan asbun (asal bunyi)," kata Jhoni di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/3). diilansir dari cnnindonesia.com.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline