Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

SBY Turun Gunung (Lagi) Bicara Demokrat Not For Sale, Unjuk Kuat, atau Sedang Kalut?

Diperbarui: 24 Februari 2021   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjalan meninggalkan ruangan usai Kongres V Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (15/3/2020). Dalam kongres tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025 menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono yang selanjutnya menjadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.(ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersuara lagi. Setelah hanya sempat "berteriak" melalui Twitter menjelang Konfrensi Pers Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY soal tudingan kudeta, atau pengambilalihan secara paksa kepemimpinan Partai Demokrat, pendiri Demokrat, SBY kali ini memberikan sepatah dua patah melalui sebuah video.

Pendiri partai yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) itu berbicara mengenai isu kudeta kepemimpinan, dan menegaskan bahwa Demokrat bukan partai yang bisa dibeli.

"Ada gerakan pengambilalihan kepemimpinan PD, selanjutnya kita sebut GPK PD yang ingin mengambilalih kepemimpinan partai yang sah. Gerakan ini hakikatnya ingin mendongkel dan merebut kepemimpinan partai yang sah. Kemudian menggantinya dengan orang luar yang bukan kader demokrat, yang bersekongkol dengan segelintir kader dan mantan kader yang bermasalah," kata SBY.

Dalm video itu juga, SBY menekankan bahwa Partai Demokrat bukan untuk diperjualbelikan, not for sale.

"Pada kesempatan ini, bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale! Partai kami bukan untuk diperjualbelikan, meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi. Kami tidak tergiur dengan uang Anda berapa pun besarnya," tegas SBY.

Not For Sale!. Menarik. Saya kira ini perspektif baru yang dimunculkan oleh SBY, beralih dari soal kudeta-kudetaan ke persoalan jual beli. Tapi siapa yang jual, dan siapa yang mau beli?

Entahlah, namun komunikasi politik dalam situasi Partai Demokrat seperti maka pernyataan SBY ini dapat diartikan dalam dua hal, mau unjuk kuat, atau sebenarnya, kalut, atau mulai melemah.

Anggap saja Demokrat itu ibarat ruko. Ruko ini begitu mewahnya, dan mungkin sering ditawar untuk dibeli, tetapi pemilik ruko tidak merasa harus menjualnya, dia mencintai ruko itu. Akan tetapi pihak yang berminat merasa bahwa ini hanya soal duit semata, ditawar lagi dengan harga yang tinggi.

Pemilik ruko menjadi geram, dan untuk itu dia membuat tulisan begini, Not For Sale!. Saya tidak butuh uang, saya orang kaya, masih punya uang tanpa harus menjual ruko ini.

Dalam hal ini, SBY mesti turun gunung untuk menyatakan ini sendiri. Mungkin SBY merasa dia paling memiliki partai ini, dan tidak mau partai ini berpindah tangan. Apakah ada yang memang hendak "membeli" Demokrat? Dari kejadian sebelumnya, bisa jadi demikian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline