Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Ini 3 Alasan FC Porto Mampu Taklukkan Juventus

Diperbarui: 18 Februari 2021   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelandang Juventus, Rodrigo Bentacur memelas dikalahkan Porto I Gambar : Getty via Goal.com

Laga lanjutan babak 16 besar Liga Champions berlansung di Estadio do Dragao, markas FC Porto. Raja Potugal ini pada Kamis, (18/2/2021) menjamu juara Seri A, Juventus di leg pertama.

Sebelum laga, Juventus memang diunggulkan. La Vechia Signora dianggap mendapat lawan mudah, karena mampu menjadi pemuncak grup, dibanding Barcelona yang segrup dengan mereka sebelumnya tapi menjadi runner-up lalu mesti menghadapi PSG, yang tentu di atas kertas lebih tangguh dari Porto.

Akan tetapi sepak bola tidak bisa bicara di atas kertas saja. Dalam laga 90+4 itu, FC Porto mampu membuat kejutan, dengan mengalahkan Juventus dengan skor tipis, 2-1. Dua gol Porto dicetak Taremi (2') dan Marega (46'), dan hanya mampu dibalas Juve melalui gol Chiesa, 8 menit menjelang bubaran.

Apa yang mampu membuat Porto berhasil unggul? Paling tidak ada 3(tiga) alasan yang dapat dikemukakan.

Pertama, konsep sepak bola ala Pirlo yang nampak belum matang di lapangan. Hingga hari ini ide atau filosofi sepak bola pelatih baru Bianconeri, Andrea Pirlo masih belum terlihat sempurna, jika melihat hasil yang digapai Juventus.

Sebenarnya ide Pirlo secara teori terlihat sederhana, yakni ingin menggabungkan sepak bola ala Guardiola dan Jurgen Klopp. Pirlo ingin agar Juve mampu menguasai bola lebih banyak, lalu memainkan bola dari kaki ke kaki, tapi juga sigap untuk merebut bola kembali saat kehilangannya. Tiki taka plus Gegenpressing, begitu kira-kira.

Akan tetapi ide itu mentah di lapangan. Juventus sering kebingungan ketika Porto juga seperti mendapat antithesis dari ide itu.

Maksudnya begini. Ketika Juve kembali menguasai bola, lalu ditekan pemain lawan, pemain Juventus masih kebingungan untuk mengalirkan bola. Akibatnya kesalahan sering terjadi. Gol pertama Porto terlihat karena itu. Rodrigo Bentacur melakukan tiki taka fatal dengankiper, Scezny dan mampu dicuri Mehdi Taremi.

Selain hal itu, transisi ketika menyerang dengan pola tiki-taka plus sering menyisakan ruang yang kosong. Terlihat jarak antara pemain belakang dan tengah menjadi terlalu jauh, ketika serangan dipatahkan lawan, potensi kebobolan juga semakin besar.

Harus diakui allenatore Porto, Sergio Conceciao membaca ini dengan baik. Menggunakan para pemain cepatnya, meski tak menguasai banyak bola, Porto sangat berbahaya melakukan serangan balik. Tak ayal, meski terlihat bertahan, Porto memiliki shots on target berimbang, lima banding lima dengan Juventus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline