Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Memperhitungkan AHY sebagai Kuda Hitam di Antara Anies dan Risma pada Pilgub DKI 2022

Diperbarui: 24 Januari 2021   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur DKI Anies Baswedan dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).Gambar : (Tribunnews) via Kompas.com

Konon istilah kuda hitam berasal dari cerita panjang "Black Stallion", ketika seorang pelayar bernama Alec Ramsey berhasil membawa kuda hitam Afrika yang tak yang ditemukannya tanpa sengaja, hingga menjadi juara lomba pacu kuda di Inggris. Jadi singkatnya, kuda hitam itu berdefinisi demikian "sesuatu, seseorang yang tidak diperhitungkan tetapi akhirnya menjadi juara suatu kompetisi".

Menarik menghubungkan ini dengan perhelatan kompetisi Pilgub DKI 2022 yang sebentar lagi akan berlangsung- jika draft proglenas tentang pelaksanaan Pemilu akhirnya disahkan.

Siapa yang akan menjadi kuda hitam di Pilgub DKI 2022 nanti?

Memang, bagi beberapa pihak mungkin terlalu dini untuk membicarakan tentang kuda hitam, ketika merujuk pada istilah bahwa kuda hitam baru muncul ketika peserta kompetisinya sudah jelas. Sehingga dianggap terlalu prematur untuk menilainya. 

 Tidak mengapa, karena dari perkembangan politik, nampaknya semakin mengerucut kepada dua kandidat kuat, yaitu Gubernur DKI, sekaligus petahana, Anies Baswedan dan Menteri Sosial, Tri Rismaharini alias Risma yang kemungkinan besar akan diusung PDI-P.

Karena sudah semakin dekat, saling acung kehebatan masing-masing calon dilakukan. Bukan itu saja, namun kedua belah pihak juga mulai terlihat saling tuding, saling menjatuhkan dan sebagainya.

Di tengah polarisasi yang terjadi, pendapat pengamat politik,  Refli Harun seperti mengingatkan bahwa ada satu sosok yang dapat dikatakan bisa menjadi kuda hitam ketika fokus perhatian kepada Risma dan Anies.

Siapa itu?  Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat saat ini.

Dari kanal Youtubenya, Refly mengatakan bahwa salah satu alasan AHY akan menyeruak menjadi salah satu calon yang diperhitungkan adalah geliat Demokrat yang menolak untuk pelaksanaan  pilkada serentak pada 2024.

Penolakan ini secara politik dibaca Refly karena Demokrat sangat berkepentingan di dalamnya, yakni meloloskan AHY menjadi salah satu kontestan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline