Lupakan dulu soal rencana debat ekonom senior, Rizal Ramli dan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Panjaitan karena menurut saya akan sulit diwujudkan.
Perhatikan saja, hari ini pihak Luhut melalui Jubir Menko Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan bahwa pihaknya sudah siap dan terbuka melakukan debat, namun ketika Rizal Ramli diundang malah tidak datang.
Entah apa alasan Rizal Ramli tidak datang, tapi saya menduga ini soal mispersepsi kedua belah pihak tentang metode dan tempat debat. Pihak Luhut inginnya di kantor dengan suasana non formal, dan mungkin tertutup, tapi pihak Rizal sebaliknya.
Dikabarkan bahwa pihak Rizal ingin ini berlangsung dengan cara debat publik, tanggalnya dikatakan adalah 24 Juni, Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) menyatakan siap untuk menjadi penyelenggara acara ini.
Lha, kalau ini saja tidak sepakat, ya tidak akan jalan namanya itu perdebatan, bahkan sekelas diskusi juga tidak.
Akan tetapi narasi debat ini tetap menarik atau minimal memancing keingintahuan saya tentang sebuah nama yang muncul sebagai orang ketiga di antara Rizal Ramli dan Luhut Pandjaitan yakni Djamester Simarmata.
Maksud saya sebagai pihak ketiga ini begini, pada awalnya Luhut dikatakan siap berdebat dengan Rizal Ramli dan di sesi berbeda boleh juga berdebat dengan Djamester Simarmata.
Ibaratnya Khabib Nurmagomedov yang bisa melawan Conor McGregor, tiba-tiba muncul juga penantang tangguh lainnya Justin Gaethje, nah Justin Gaethje ini bisa dikatakan Simarmata.
Lalu Siapa itu Djamester Simarmata? Dilansir dari situs web staff.ui.ac.id, Simarmata yang bergelar doktor adalah salah satu staf pengajar di Departemen Ilmu Ekonomi FEUI yang terbilang cukup senior.
Dituliskan bahwa usianya sudah lebih dari 60 tahun, dengan karir dan dedikasi di bidang pendidikan yang sudah tidak diragukan lagi.