Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

WHO Balik Marahi Donald Trump: Kami Buta Warna dan Tolong Karantina Politik Covid-19!

Diperbarui: 9 April 2020   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Donald Trump , Foto : (ANTARA/REUTERS/Joshua Roberts)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang marah besar kepada WHO karena situasi wabah covid-19 yang kian menyebar di AS. 

Apa yang menyebabkan Donald Trump marah? Paling tidak ada dua (2) alasan yang dapat diberikan.

Pertama, Trump menganggap WHO salah memberikan rekomendasi kepada AS pada awal terjadi pandemik covid-19. Sebelumnya pada 31 Januari lalu, WHO menyarankan agar negara-negara tetap membiarkan perbatasan masing-masing terbuka meski ada wabah Corona.

Soal ini sudah ada jawabannya, di awal virus Corona menyebar di China, WHO memang pernah meminta negara tetap membuka perbatasannya. Tapi pernyataan itu diberikan sebelum WHO memutuskan status corona menjadi pandemi global.

Kedua, Trump menilai WHO sangat China-sentris atau bias terhadap China selama pandemi virus Corona ini. " Itu tidak benar." kata Donald Trump.

Soal ini, terlalu banyak penafsirannya. WHO memang sangat empuk pada China, atau ini karena Trump memang tidak suka China.

Baca Juga :  Soal PSBB dan Lockdown, Jokowi Lebih Taktis dari Erdogan

Hanya repotnya, fokus kemarahan Trump adalah  kepada WHO, dan gawatnya Trump juga mengancam akan menahan dana kepada lembaga kesehatan dunia tersebut. 

"Kita akan menahan uang yang dihabiskan untuk WHO," ujar Trump seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/4/2020

Dari daftar donatur WHO, AS adalah sumber pendanaan terbesarnya WHO, artinya jika ancaman ini jadi dilaksanakan maka bisa saja mobilitas WHO dalam membantu peencegahan covid-19 akan terhambat.

WHO berespon dan tak kalah geramnya membalas Trump, melalui Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline