Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Inilah 3 Alasan Kacaunya Lockdown di India, PM India Akhirnya Minta Maaf

Diperbarui: 30 Maret 2020   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pekerja migran menggendong bayinya setelah dia melewatkan menerima makanan gratis di luar stasiun kereta api Howrah setelah India memerintahkan penutupan secara nasional selama 21 hari untuk membatasi penyebaran Covid-19, di Kolkata, India, 25 Maret 2020. Gambar : Reuters - The Stars

Setelah lockdown terlihat kacau dimana-mana, dan tagar "ModiMadeDisaster" menjadi trending topic  di India di Twitter, maka pada hari ini,  Perdana Menteri India Narendra Modi meminta maaf kepada rakyatnya.

"Saya pertama-tama ingin meminta maaf kepada semua warga negara saya, Orang pasti akan berpikir seperti apa perdana menteri ini, yang telah menempatkan kita dalam banyak masalah " kata Modi dalam pidato di radio nasional negara itu,  seperti dilansir dari Reuters.

Modi juga menjelaskan bahwa keputusan lockdown ini perlu dia ambil  karena situasi pandemik covid-19 yang terjadi. 

Hingga hari Minggu (29/3),  sudah terkonfirmasi jumlah positif corona di India mencapai 979, dengan jumlah 25 kematian.

Sesudah permintaan maaf ini, PM Narendra Modi dan pemerintahannya memiliki PR besar untuk menenangkan masyarakat, mengendalikan situasi,  sekaligus memastikan penyebaran virus corona di negeri Bollywood tersebut tidak meluas.

Apa yang menyebabkan situasi yang tidak diinginkan ini terjadi di India? Paling tidak ada 3 (tiga) alasan yang dapat dikemukakan.

Pertama, pemerintah India tidak merencanakan secara detail berkaitan dengan pasokan kebutuhan pokok selama masa lockdown.  

Pada hari selasa setelah Narendra Modi mengumumkan lockdown selama tiga minggu penyebaran coronavirus, panic buying terjadi. 

Warga di kota  mulai ketakutan ketika dilarang keluar meninggalkan rumah mereka  dan berlomba-lomba dengan berbondong-bondong berbelanja karena kuatir akan kehabisan pasokan selama masa lockdown.

Orang-orang yang kaya tidak bisa dikontrol untuk menimbun makanan sedangkan orang miskin di kota kehabisan makan. 

"Kami tidak punya makanan atau minuman. Saya duduk memikirkan bagaimana memberi makan keluarga saya, "kata ibu rumah tangga bernama Amirbee Shaikh Yusuf berusia  50 tahun yang tinggal di perkampungan kumuh Dharavi di Mumbai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline