Ahok itu ibarat "petugas pembersih", dibutuhkan dimana-mana. Menemukan "petugas pembersih" di negara ini menjadi teramat sulit, entah karena kotoran sudah terlalu banyak menumpuk, atau kotoran bisa dianggap berkah.
Tadi malam saya terlibat dalam bincang kecil dengan seorang teman yang belum beberapa lama bekerja di satu-satunya perusahaan yang mengurus listrik di Indonesia ini.
"Weh, bahaya oo, hati-hati kerja, awas jangan korupsi, ada Ahok oo?" kata saya sambil bercanda.
" Aehh..kaka, Ahok bukan di kami lah, Ahok di Pertamina"
"Ohh..iya saya salah"
"TAPI kalo dia (menjadi komisaris) di kami, abis banyak orang kaka"
Saya dan diapun lantas tertawa.
Istilah "abis banyak orang" itu bagi orang Kupang berarti sama dengan "sapu bersih". Kotoran-kotoran yang sudah lama dan sengaja dibiarkan akan dibersihkan, jika pohon bahkan akan dicabut sampai akar-akarnya.
Lucu juga, di negeri ini, Ahok itu dianggap seperti "petugas pembersih"," pencabut pohon" tapi bukan penebang pohon. Eh.
Untuk bahan atau obat pembersih saya ingat pembersih porcelain yang paling ampuh---saya tidak akan menyebutkan mereknya, tetapi cara bekerjanya sangat khas, semakin pedih di tangan artinya obatnya semakin ampuh.