Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Bujuk Rayu Tak Biasa dari Basuki kepada Anies

Diperbarui: 27 Februari 2020   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : KompasTV

"Kalau soal Ibu Kota negara, semua bertanggung jawab, termasuk saya. Jangan dibeda-bedakan kewenangannya, karena ini Ibu Kota negara," kata Basuki saat dijumpai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Basuki secara lugas menyatakan ikut bertanggungjawab atas banjir Jakarta, pernyataan yang tak biasa, sepertinya Basuki ingin melakukan bujuk rayu pada Anies dengan mengeluarkan kalimat manis seperti ini.

MESKI  ketidakhadiran para Gubernur, Anies Baswedan, RIdwan Kamil dan Wahidin  sempat menunda beberapa agenda penting namun banyak hal menarik yang dapat disimak seusai rapat dengar pendapat (RDP) tentang penanganan banjir Ibu kota antara pemerintah dengan Komisi V DPR.

Salah satunya adalah pernyataan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono seusai rapat, yang tidak segan mengatakan bahwa dirinya juga ikut bertanggung jawab atas banjir yang melanda Jakarta.

Konteks permakluman Basuki ini disampaikan saat dirinya menjelaskan tentang rencana pemerintah pusat untuk membantu penanganan banjir yang melanda Pulau Jawa dan Jakarta khususnya.

Setelah memaparkan tentang hal  tersebut, Basuki menandaskan bahwa persoalan banjir di Jakarta jangan dibatasi dan dikotak-kotakan karen itu hanya secara administrasi padahal seharusnya  semua pihak mengambil bagian dan ikut bertanggungjawab.

Disinilah, Basuki lantas mengatakan bahwa dirinya memang ikut bertanggungjawab atas banjir yang sedang melanda Jakarta secara berjilid-jilid dari awal tahun ini.

Pernyataan Basuki ini memang terlihat tak biasa. Apalagi, kerap Basuki bersilang pendapat dengan Anies Baswedan soal penanganan banjir. 

Basuki yakin bahwa konsep normalisasi sungai adalah hal yang mesti dilakukan pihak pemerintah baik pusat maupun daerah. Anies berpendapat sebaliknya dan nampaknya tak sepakat. Anies lebih senang menyebut usaha itu dengan naturalisasi, tidak menormalisasi karena bagi Anies ada pembetonan dalam proses normalisasi ini.

Sampai sekarang, memang konsep Anies nampak lebih lembut didengar, namun sayangnya  hanya didengar saja, belum terlihat hasilnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline