Pengamat politik, Rocky Gerung membuat kontroversi lagi.
Saat menghadiri peluncuran buku #KamiOposisi karya Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2020), Rocky salah menyebut nama Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin.
Dalam acara tersebut, Rocky bercerita tentang Ma'ruf Amin, tapi pelafalan "r" terdengar menjadi "l".
"Wartawan bertanya kepada Pak Mafluf Amin. 'Pak Mafluf setelah 100 hari bagaimana keadaan ekonomi dan politik?' Kata Mafluf Amin, ya kata Pak Mafluf Amin baik-baik saja. Jadi Pak Mafluf..." cerita Rocky.
Hadirin lantas berusaha membetulkan ucapan Rocky. "Pak Ma'ruf".
Rocky lantas berkilah bahwa kesalahan penyebutan nama Ma'ruf karena Ma'ruf memang jarang tampil di muka publik. "Karena jarang muncul, saya suka lupa namanya. Bukan salah saya, salah pers. Kenapa nggak diberitakan apa sebetulnya yang terjadi pada beliau," ucap Rocky disambut tawa hadirin.
Pada akhirnya "canda" Rocky ini dipersoalkan oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang mengatakan Rocky telah melecehkan Ma'ruf Amin. Rocky memang seperti mempunyai hobi mengundang pihak lain untuk mempersoalkan pernyataan-pernyataannya kontroversialnya.
***
Kembali ke pernyataan Rocky. Di luar pernyataannya yang nyeleneh dan posisinya yang memang selalu mengambil posisi berseberangan dengan pemerintahan Jokowi, ada sebuah kritik yang terlihat.
Poin yang ingin ditunjukan oleh Rocky adalah Ma'ruf Amin tidak sering tampil di publik. Secara politis, kita bisa memaknainya bahwa kontribusi Ma'ruf bagi kabinet Jokowi dianggap terlalu minim dari sudut pandang seorang Rocky. Benarkah demikian?
Jika itu yang dimaksudkan Rocky, beberapa pengamat politik nampak sepakat dengan poin ini, meski tentunya tidak menyampaikannya dengan cara Rocky.