Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

3 Pembelaan Ngawur Dewas TVRI Terkait Pemecatan Helmy Yahya

Diperbarui: 23 Januari 2020   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : Antara/MUHAMMAD ADIMAJA

Dewan Pengawas (Dewas ) TVRI yang merasa terhormat itu akhirnya dipanggil Komisi I DPR pada Selasa, 21 Januari 2020.

Agendanya jelas, yakni rapat dengar pendapat dengan Dewas TVRI terkait pemecatan Helmy Yahya sebagai DIrektur TVRI yang mengundang polemik di masyarakat.

Hasil rapat itu apa? Atas nama Liga Inggris, Bulutangkis dan transformasi yang telah berjalan dengan baik, nampak sekali bahwa pembelaan Dewas terkesan ngawur atau sembarangan. Paling tidak ada 3 (tiga)pembelaan yang dapat dikemukakan.

Pertama, mengatakan bahwa siaran Liga Inggris di TVRI bukanlah jati diri bangsa.

 "Tupoksi TVRI sesuai visi-misi TVRI adalah TV publik, kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa, prioritas programnya juga seperti itu. Realisasinya sekarang kita nonton Liga Inggris," kata Ketua Dewas Arief Hidayat di Kompleks DPR Senayan, Selasa (21/1/2020).

Nah, langsung saja, jadi TVRI mau siarkan liga apa Pak Dewas? Liga kapuk, liga pohon tuak, atau tarkam?.

Nah, bukan merendahkan liga-liga tersebut, tetapi rasanya yang terhormat Arief Hidayat kurang piknik. 

Main-mainlah di kampung-kampung yang antena televisinya hanya mendapatkan stasiun TVRI lalu melihat anak-anak muda merasa bahagia karena bisa menonton aksi MO Salah, Kun Aguero, Paul Pogba dan lain-lain secara gratis dari TVRI.

Bukankah mimpi mereka akan terbangun kembali dengan cita-cita menjadi pemain hebat setelah menonton tayangan bermutu seperti itu.

Jangan-jangan yang dikatakan jati diri itu, membuat anak-anak kita menjadi pilu melihat saling maki, saling lempar, bakupukul di lapangan hijau dan akhirnya mematikan cita dan cinta mereka terhadap liga di negeri kita dan mimpi mereka menjadi pesepakbola hebat.

Jadi begini Pak Dewas, jati diri bangsa itu terbangun ketika anak bangsa dapat bermimpi untuk bisa melihat  dunia dengan lebih luas, bukan tiap hari membuka TVRI dan langsung mematikannya karena merasa membosankan dan tak  ada tayangan yang menarik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline