Bukan medali emas tapi perak yang didapatkan oleh timnas U-22, sesudah dikalahkan oleh Vietnam dengan skor telak 0-3. Vietnam mencetak gol melalui Doan Van Hau (Menit ke-40 dan 71) serta gol dari Kapten tim, Do Hung Dung di menit ke-59.
Pecinta timnas pasti amat kecewa tetapi ya sudahlah, hasil tidak dapat berubah lagi. Osvaldo Haay dkk sudah berjuang sekuat tenaga, berikan penghormatan tertinggi bagi anak-anak muda ini. Mereka sudah bekerja keras sejak dari laga awal di fase grup hingga partai puncak.
Akan tetapi tak ada salahnya kita sedikit mengupas mengapa Garuda Muda dapat kembali dikalahkan oleh Vietnam di babak final? Untuk menjawab pertanyaan ini paling tidak ada 3 (tiga) faktor yang dapat dikemukakan.
Pertama, cederanya Evan Dimas. Mau tidak mau saya akan mengatakan ini sebagai faktor utama. Skenario Indra Sjafri untuk menguasai lini tengah punah setelah Evan Dimas kelar. Bola bergerak lebih banyak di belakang tetapi susah sampai di depan karena lini tengah kehilangan kreativitas tanpa Evan.
Serangan Garuda Muda menjadi monoton karena terpaksa hanya mengandalkan pergerakan sayap tanpa tusukan dari lini tengah yang mumpuni seperti yang dilakukan timnas saat melawan Myanmar.
Indra mencoba memasukan Syahrian Abimanyu, akan tetapi gaya bermain Syahrian berbeda sekali dengan Evan, pergerakan tetap lambat dan masih terlalu banyak delay yang membuat bola tertahan di lini tengah.
Ketika coach Indra Sjafri masih pusing mencari solusi, Vietnam sudah mencetak satu gol. Keadaan memang semakin sulit tanpa Evan.
Kedua, kelemahan lini belakang dalam mengatasi bola dari set piece. Ada tiga sumber gol dari tim lawan, yakni open play, set piece atau kesalahan sendiri.
Dua dari tiga gol Vietnam diciptakan melalui set piece. Ini berarti penyakit timnas U-22 yaitu kelemahan lini belakang tidak diobati dengan baik oleh tim kepelatihan.
Gol pertama dicetak melalui set piece setelah pelanggaran terjadi di luar kotak penalti. Pemain Vietnam, Doan Van Hau terlihat dengan mudah menyundul bola hasil crossing Hung Dung dari titik pelanggaran.
Gol ketiga juga hampir sama, bola yang sempat ditepis penjaga gawang kita, berhasil dicocor kembali oleh Van Hau tanpa kawalan berarti dari pemain belakang kita.