Tadi malam saya sempat menonton dialog di salah satu stasiun televisi dengan tajuk, "Saatnya Timnas Juara". Semangat yang melingkupi dan ada dalam dialog tersebut adalah optimisme. Timnas U-22 akan mengalahkan Vietnam.
Wajar saja jika semangat ini menyeruak karena Indonesia sudah lama sekali tidak berprestasi di kancah internasional. Bahkan di kancah selevel SEA Games saja, saat terakhir Indonesia meraih emas adalah pada SEA Games 1991 yang kebetulan saat itu diselenggarakan di Filipina juga. Artinya 28 tahun yang lalu.
Selain itu, optimisme ini membumbung tinggi, karena timnas U-22 dapat dikatakan melaju ke final dengan meyakinkan. Hanya sekali mengalami kekalahan dari Vietnam di fase grup, setelah itu timnas tampil menggila dengan gelontoran gol yang banyak.
Brunai dikalahkan 8-0, Laos 4-0 dan di semifinal tim kuat Myanmar dihajar 4-2. Permainan skuat besutan Indra Sjafrie dipuji habis-habisan karena permainan agresif dan indahnya. Menuju final, timnas oleh banyak pihak memang sudah ditakdirkan untuk juara.
Optimisme itu memang penting, tetapi jika tidak hati-hati dan tidak dikontrol akan menjadi overconfidence, sesuatu yang mesti dihindari oleh timnas.
Dalam tayangan tersebut, saya melihat Osvaldo Haay dan Evan Dimas sedang diwawancarai mereka nampak amat percaya diri. Ketika Ketua PSSI, M. Iriawan diwawancarai by phone pun, salah satu yang dikatakan oleh Iriawan adalah anak-anak menginginkan Vietnam di final, bukan Kamboja, untuk membalas dendam.
Jujur, saya merasakan batasan yang tipis antara optimisme dan over confidence disini. Lalu saya berharap semoga Evan Dimas dan rekan-rekan dapat tampil di final dengan kontrol optimisme atau dapat bermain dengan kerendahan hati.
Mengapa perlu kerendahan hati? Ada dua alasan yang dapat dikemukakan.
Pertama, dari segi data melawan Vietnam, tak ada satupun data yang dapat mengatakan bahwa kita unggul, meski Vietnam belum pernah memenangkan medali emas SEA Games dengan lima kali pernah tampil di final.
Kedua tim pernah bertemu sebanyak 12 kali di SEA Games, dengan angka kemenangan yang terbagi rata, kedua tim sudah memenangkan masing-masing lima pertandingan dengan dua kali menuai hasil imbang.
Sepanjang ajang sepakbola SEA Games 2019 ini pun, agresifitas timnas U-22 Indonesia dengan mencetak 21 gol juga disamai oelh Vietnam. Osvaldo Haay sebagai top skor dengan 8 gol bahkan sudah disamai striker tajam Vietnam, Ha Duc Chinh.