Di tulisan berjudul "Inilah Pelajaran Hidup dari Juara Dunia Bulutangkis 2019, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan", salah satu poin penting yang dibahas adalah soal usia yang bukan menjadi penghalang bagi Ahsan yang sekarang berusia 31 tahun dan Hendra yang berusia 35 tahun untuk berprestasi. Di usia yang ke-35, Hendra menjadi pemain tertua yang menjadi juara dunia.
Dari segi usia, pasangan yang disebut dengan "The Daddies" ini memang tergolong tua, minimal jika melihat dari lawan-lawannya di fase semifinal Kejuaraan Dunia 2019 ini.
Lawan mereka di final ganda Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi sendiri masing-masing berusia 24 tahun sama seperti paangan Cina, Li Junhui/Liu Yuchen. Sedangkan rekan senegara Ahsan/Hendra, Fajar Alfian/Rian Ardianto masing-masing berusia 23 tahun.
Dengan perbedaan usia sepuluh tahun ini, pertanyaannya adalah sampai kapan Ahsan/Hendra terus berprestasi?
Jika bicara usia dalam bulutangkis, terkadang usia hanyalah menjadi sebuah angka. Ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari menjadi saksi ketika harus berhadapan dengan Matthew Fogarty di turnamen Chinese Taipei Open 2018. Fogarty yang berpasangan dengan Isabel Zhong di turnamen ini, berusia 61 tahun. Wow.
Soal Fogarty ini, semoga publik Indonesia masih ingat ketika kejuaraan dunia berlangsung di Indonesia pada 2015, Fogarty yang bermain di ganda putra dan berpasangan dengan Bjorn Seguin sempat membuat ganda putra Indonesia Andrei Adistia / Hendra Aprida Gunawan kerepotan di awal pertandingan, meski akhirnya tumbang dengan skor straight set 18-21 dan 8-21.
"Saya seorang dokter, jadi saya mengerti betul betapa olahraga bulutangkis itu sangat bagus untuk kesehatan. Saya ingin para generasi muda bermain bulutangkis, agar mereka dapat merasakan manfaatnya untuk fisik mereka, seperti yang sudah saya rasakan," kata Fogarty seusai pertandingan.
"Hal inilah yang menjadi salah satu motivasi saya untuk tetap bertahan di dunia bulutangkis. Selain itu, saya memang begitu mencintai bulutangkis. Saya betul-betul memikirkan bagaimana supaya stamina saya bisa fit. Pekerjaan menyita banyak waktu saya, jadi saya berlatih bulutangkis di malam hari," tambah Fogarty.
Membandingkan usia dengan Fogarty memang nampak tidak apple to apple lagian Fogarty tidaklah kompetitif seperti Ahsan dan Hendra, hanya yang ingin disampaikan adalah terus berkompetisi di dunia bulutangkis memang bukan persoalan usia semata.
Lalu apa yang menjadi kunci sehingga Ahsan/Hendra dapat diharapkan terus berprestasi? Ada dua hal, motivasi dan gaya hidup.
Tahun 2019 ini, Hendra/Ahsan mampu menembus 7 final turnamen bulutangkis, dan memenangi 4 gelar juara. Termasuk All England 2019 dan Kejuaraan Dunia 2019. Sebenarnya gelar ini sudah pernah diraih, karena itu mereka merasa perlu menjaga motivasi.