Ada kutipan yang sangat kuat soal kepemimpinan, "Kepemimpinan adalah mengambil tanggung jawab, bukan membuat alasan."
Peristiwa tak biasa black out, padamnya listrik di Ibu Kota dan sebagian Jawa, mau tidak mau membuat publik terpancing mencari tahu siapa yang bertanggungjawab akan permasalahan ini.
Publik tidak terlalu peduli dengan masalah teknis dibalik padamnya listrik tersebut, dan tidak terlalu pusing tentang penjelasan teknis yang njelimet tersebut, publik hanya ingin agar hak mereka sebagai konsumen dan pelanggan terpenuhi dan tidak dirugikan, sesuatu yang wajar.
Lalu kembali ke pertanyaan, siapa yang harus bertanggung jawab? Lupakan sejenak Pelaksana tugas Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten Cahyani, yang seperti terjebak dalam situasi ini atau dapat disebut ketiban sial, baru empat hari dilantik mengalami peristiwa tragis di masa kepemimpinannya.
Sorotan masyarakat pantas tertuju ke level menteri. Ada dua nama di level ini yang menjadi sorotan, Menteri ESDM, Ignasius Jonan dan Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Ignasius Jonan lebih dahulu diserang di akun Instagram resmi miliknya. Publik meminta penjelasan tentang pemadaman massal yang terjadi, Jonan lantas membalas komentar dengna mengutarakan komentar yang sedikit "provokatif". "Digugat aja PLN," tulis Jonan pada komentar yang ia tulis pada Minggu, 4 Agustus 2019.
Jonan bahkan berjanji akan meneruskan kegundahan publik tersebut. "Saya akan sampaikan concern ini dan memang perlu disentil keras PLN," tulis Jonan lagi.
Apakah relasi ESDM pimpinannya dengan PLN sebegitu jauhnya sehingga nampak harus lepas tangan? Untuk hal ini Jonan beralasan bahwa Kementerian BUMN adalah yang paling berkuasa atas PLN. Sedangkan Kementerian ESDM hanyalah regulator dan tidak bertanggung jawab atas operasional PLN.
"Silahkan tanya PLN dan Menteri BUMN sebagai penanggungjawab operator, ESDM adalah regulator yang mengawasi dan monitor kinerja operator," jelas Jonan.
"PLN itu BUMN," jelas Jonan kepada warganet.