Isu tentang Cawapres 02, Sandiaga Uno menjadi salah satu calon menteri Jokowi kembali santer terdengar. Jika Jokowi kembali menjadi Presiden, apakah Sandiaga Uno dapat menjadi salah satu menteri Jokowi? Meskipun dalam kontestasi pilpres ini, Sandiaga menjadi lawan politik, tetapi sangat mungkin hal ini terjadi.
Pada 1936, Ilmuwan politik Amerika Serikat, Harold Dwight Laswell, menerbitkan buku Politics: Who gets What, When, How. Judul buku tersebut merupakan definisi politik menurut pengertiannya. Sengaja atau tidak, Laswell telah menanamkan pengertian yang paling pragmatis atas politik, siapa dapat apa, kapan dan bagaimana.
Apa yang dilontarkan Laswell itu sangat mudah dipahami, bahwa memang demikianlah politik. Politik kita hari ini, menjadi cair karena kemungkinan-kemungkinan itu dapat terjadi. Partai dalam satu koalisi saling ditinggalkan atau meninggalkan, termasuk anggota partai dapat berubah seragam atau kendaraan, tergantung siapa, kapan dan bagaimana.
Di tengah kemungkinan-kemungkinan itu, nama Sandiaga Uno kembali santer disebut sebagai salah satu calon menteri di pemerintahan Jokowi, jika Jokowi kembali menjadi Presiden.
Menariknya, dalam sebuah acara dialog di sebuah stasiun televisi swasta, Sandiaga tidak menjawab dengan tegas mau atau tidak, setuju atau tidak setuju. Sandiaga menjawab dengan sangat diplomatis bahwa dirinya tidak mau berpikir terlalu jauh, meski menyadari bahwa politik itu dinamis sekali.
Isu tentang Sandiaga "berbelok" menjadi menteri Jokowi, sebenarnya sudah cukup santer terdengar sebelum pengumuman resmi KPU 22 Mei yang lalu. Pada waktu itu, isu itu dimulai dengan rencana Sandiaga membuat Kartu Tanda Anggota (KTA) partai Partai Amanah Nasional (PAN).
Menjadi dapat dikait mengait karena isu ini berjalan seiring dengan rencana bergabungnya PAN ke Koalisi Jokowi pasca 22 Mei.
Gejolak dan perbedaan pendapat di PAN dengan adanya pertemuan Ketua Umum Zulkifli Hasan dengan Jokowi di Istana Negara seperti menguatkan bahwa kendaraan ini di masa depan akan merapat ke kubu Jokowi dengan Sandiaga Uno berada di dalamnya. Logikanya, jika ada kursi menteri bagi PAN, maka Sandiaga dapat menjadi salah satu kandidat yang dapat disodorkan.
Akan tetapi, jika PAN tidak jadi merapat sekalipun bukan berarti Sandiaga tidak dapat diangkat menjadi menteri. Jika tidak melalui kendaraan partai politik pun, Presiden tetap mempunyai hak prerogatif untuk memilih Sandiaga sebagai menteri, entah dianggap mewakili professional atau sebagai langkah cerdas dari Jokowi untuk rekonsiliasi. Hal itu bisa saja terjadi.
Jokowi dalam berbagai kesempatan mengatakan bahwa paling tidak ada dua kriteria sebagai calon menteri . Pertama, calon menteri haruslah eksekutor yang kuat. Kedua, mengerti manajemen dan memiliki kemampuan manajerial yang baik. Ketiga, integritasnya tidak diragukan.
Ketika dalam sebuah acara ditanya apakah kriteria tersebut dimiliki Sandiaga Uno, Jokowi menjawab santai bahwa Sandiaga memiliki kriteria tersebut. "Ya kenapa tidak?" ujar Jokowi yang kemudian tertawa.